Kamis, 12 Desember 2013

Vanessa Iven - Permasalahan Anak Dengan Perilaku Pemalu


BIMBINGAN DAN KONSELING ANAK USIA DINI    
LAPORAN OBSERVASI PERMASALAHAN ANAK DENGAN PERILAKU PEMALU




DI SUSUN OLEH:
VANESSA IVEN HERLINDA
NIM. 1205125011
REGULER PAUD A PAGI

DOSEN PEMBINA : RAHMAN, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB I
PENDAHULUAN

A.           LATAR BELAKANG

Layanan bimbingan dan konseling di TK bertujuan untuk membantu anak TK mencapai tugas-tugas perkembangannya sebagai anak. Layanan bimbingan konseling di TK menfasilitasi perkem-bangan dan pertumbuhan anak. Anak TK adalah pribadi yang mempunyai berbagai macam potensi. Terganggu  atau terhambatnya pengembangan potensi anak akan mengakibatkan timbulnya masalah  pada anak.
Dalam usaha melayani anak TK menghadapi tugas-tugas perkembangan, layanan BK berupaya melakukan berbagai kegiatan pencegahan terhadap sesuatu yang akan menghambat dan merintangi anak dalam mencapai tugas-tugas perkembangan-nya. Begitu juga dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak TK, layanan BK berupaya mengembangkan semua potensi anak TK secara keseluruhan. Oleh karena itu bimbingan di TK lebih difokuskan pada upaya pencegahan dan pengembangan, sehingga fungsi layanan BK di TK lebih ditekankan pada fungsi Pencegahan dan fungsi pengembangan, tanpa mengabaikan fungsi bimbingan yang lain.
Menurut Bloom (Berk, 2005) kadang-kadang anak berusia sekitar 1 dan 2 tahun, sudah dapat mengucapkan kalimat yang merupakan kombinasi dari dua kata, saat anak berusia 6 tahun maka penguasaan kosa katanya sudah amat meningkat yaitu dalam kisaran 10.000 kata. Anak sudah dapat berbicara dengan menggunakan kalimat yang lebih terelaborasi dan memiliki keterampilan melakukan komunikasi.


B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana ciri-ciri anak yang pemalu ?
2.      Apa saja penanganan yang baik untuk anak yang pemalu menjadi semakin lebih berani tampil dihadapan orang dan juga percaya diri ?



BAB II
DASAR TEORI

A.          PENGERTIAN ANAK PEMALU

 Anak yang pemalu adalah anak yang bereaksi secara negatif terhadap stimulus baruserta menarik diri terhadap stimulus tersebut (Berk, 2000). Menurut Kagan (dalam Berk,2000), pada anak yang pemalu, stimulus baru secara cepat membangkitkan amygdala (struktur otak dalam atau inner brain structure yang mengontrol reaksi menghindar) dan hubungannya dengan cerebral cortex dan sistem syaraf simpatis, yang memnuat tubuh bersiap-siap untuk menghadapi ancaman.


B.          KARAKTERISTIK ANAK PEMALU

Anak pemalu sring menghindari orang lain dan biasanya mudah merasa takut, curiga, hati-hati, dan ragu-ragu untuk melakukan sesuatu. Mereka umumnya menarik diri dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam situasi sosial, mereka biasanya tidak mengambil inisiatif, sering diam, berbicara dengan suara pelan, dan menghindari kontak mata. Anak usia prasekolah dan usia sekolah yang pemalu mempunyai kesulitan besar untuk beradaptasi dengan orang lain.




C.          FAKTOR PENYEBAB SEORANG ANAK MENJADI PEMALU

Pemalu merupakan sebuah sikap yang timbul dari dlam diri siswa berupa kurangnya rasa percaya diri. Pemalu sangat identik dengan sikap yang menghindari sesuatu. Dalam hal ini ada beberapa factor penyebab sesorang menjadi pemalu antara lain.

1.             Orang tua terlalu memanjakan anak anak.
Terkadang  mungkin kita akan menghadapi orang tua yang  kurang memahami pentingnya belajar di kelas  tanpa ditemani  orang tua. Orang tua tersebut biasanya  berusaha mencurahkan kasih sayang kepada anaknya, dan tidak mau anaknya bersedih saat  ditinggalkan di dalam kelas. Hal  tersebut sangat tidak disarankan di  dalam Pendidikan Anak  Usia Dini. sikap orang tua yang sangat memanjakan anaknya ini membuat anak menjadi kurang mandiri.
Bila  menghadapi  anak yang  memang pemalu,  biasanya  penangannya lebih lama, karena hal ini lebih bersifat  membangun karakter anak, namun bila hal ini disebabkan kesalahan persepsi anak tentang  suasana kelas yang sebenarnya,  yang  perlu  kita tekankan adalah lebih  pada pengubahan persepsi anak. Walaupun demikian, cara penangannya  hampir sama, namun jangka waktu “penyembuhannya”  tentu  akan lebih  lama dan lebih  intens anak yang berkarakter pemalu.

2.             Unsur Keturunan
Hal ini merupakan faktor yang tidak langsung dan belum pasti. Sejak lahir anak tersebut terlihat agak sensitif dan kemungkinan hal itu terjadi karena pembawaan saat ibu yang ketika sedang mengandung mengalami tekanan jiwa maupun fisik. Namun ini juga belum dapat menjadi suatu bukti yang kuat apakah kelak anak yang sensitif itu akan menjadi seorang pemalu.

3.             Masa Kanak-kanak Kurang Gembira
Ada sebagian anak yang mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan pada masa kanak-kanaknya. Misalnya orangtua sering berpindah- pindah, orangtua bercerai, orangtua meninggal, dipaksa pindah sekolah atau dihina oleh teman dan sebagainya. Semua pengalaman itu mengakibatkan terganggunya hubungan sosial mereka dengan lingkungan, suka menghindar atau mundur, dan tidak berani bergaul dengan orang yang tidak dikenal.

4.             Kurang Bermasyarakat
Sifat pemalu akan terjadi bila anak hidup dengan latar belakang di mana ia diabaikan oleh orangtuanya, atau dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang mengasingkan diri, terlalu dikekang sehingga mereka tidak dapat mengalami hubungan sosial yang normal dengan masyarakat.

5.             Perasaan Rendah Diri
Mungkin perasaan malu itu timbul karena anak bertubuh pendek, bersikap kaku atau punya kebiasaan yang jelek, lalu berusaha untuk menutupinya dengan cara menyendiri atau menghindari pergaulan dengan orang lain. Karena kurang rasa percaya diri dan beranggapan dirinya tidak sebanding dengan orang lain, ia tidak suka memperlihatkan diri di keramaian.

6.             Pandangan Orang Lain
Banyak anak yang menjadi pemalu karena pandangan orang lain yang telah merasuk ke dalam dirinya sejak kecil. Mungkin orang dewasa sering mengatakan bahwa ia pemalu, bahkan guru dan teman-teman juga berpendapat sama, sehingga akhirnya ia benar-benar menjadi seorang pemalu.

Karakter pemalu adalah bawaan lahir yang melekat pada seorang anak dan bisa jelas terlihat sejak seorang masih bayi atau balita. Sedangkan minder atau rendah diri muncul karena bentukan sosial. Pada hal tertentu, dan terjadi pada waktu tertentu saja. Sebagai contoh, bila seorang remaja merasa malu bergaul dengan teman sebayanya karena tubuhnya yang gemuk atau berjerawat, ia dikatakan tengah minder dengan kondisi tubuhnya. Tetapi belum berarti ia termasuk kategori pemalu. Apalagi bila dalam konteks berhubungan sosial di dalam situasi dan kondisi lain, ia tidak punya masalah.

Sementara seorang bayi atau balita yang pemalu saat diajak bersosialisasi tentu bukan minder melainkan memang berkarakter pemalu. ”diusia bayi atau balita, malunya itu bukan minder.

-                 Faktor genetik dan lingkungan

Hampir semua orang memahami, faktor genetik dan lingkungan memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian seseorang. Hanya saja, banyak orang tak faham, bahwa sifat pemalu merupakan bawaan lahir, sehingga anak yang dilahirkan dari bapak-ibu yang pemalu, biasanya akan menjadi anak pemalu juga.

Ada seorang anak yang salah satu karakter ibu kandungnya adalah pemalu. Ternyata sianak berkembang dengan karakter yang lebih mirip dengan karakter ibu angkatnya.

Namun saat memasuki usia dewasa, muncul juga karakter ibu kandungnya. Sang anak muncul juga sifat pemalunya, sehingga ia seringkali menemui kegamangan, kecanggungan, ketidaknyamanan saat harus berhadapan dengan situasi sosial yang baru atau asing. Ini berarti, meski dapat dimodifikasi oleh faktor lingkungan ternyata faktor genetik pun tidak bisa dihilangkan..

Sifat pemalu akan bertambah bila anak jarang diajak bersosialisasi oleh orang tuanya. Sebaliknya karakter ini pun bisa dilunakkan oleh lingkungan mesti tak akan hilang seluruhnya. Bahkan beberapa nama terkenal seperti aktor Tom Hanks dan tokoh Abraham Lincoln saja, terungkap dalam shy celebrities-nya Gilbert, bisa berubah menjadi orang-orang yang mampu tampil didepan publik dengan penuh kepercayaan diri, meski pada awalnya mereka adalah anak-anak yang pemalu.

-          10 upaya orang tua

mengingat sifat pemalu yang diabaikan dapat tumbuh berlebihan dan menghambat pergaulan anak, maka orang tua perlu berupaya serius, tekun dan tuntas untuk mengatasinya.

1.      identifikasi penyebab malu anak.
Perhatikan di mana anak sering malu dan menarik diri; di sekolah? Pesta orang tua? Di sekitar rumah? Atau hampir di setiap kesempatan di luar rumah? Sering kali yang menjadi penyebab adalah karena anak kesulitan komunikasi dengan lingkunganya. Apa yang harus dibicarakan dengan teman-temannya? Umumnya, anak memerlukan bimbingan interaksi sosial, khususnya tentang percakapan umum dengan lingkunganya.

2.      berikan role model perilaku sosial percaya diri.
Berilah contoh, seperti memulai ucapan salam dan menjabat tangan saat bertemu dengan tetangga atau orang tua dari teman anak. Bila anak belum kenal pada mereka, jangan lupa mengenalkannya. Jangan pernah menghina atau meremehkan orang lain didepan anak atau berlalu dihadapan orang tanpa mengucapkan kata permisi...

3.      ajarkan tehnik sosialisasi
undanglah anak salah seorang teman bermain dirumah. Lalu tunjukkan perilaku orang tua sendiri bagaimana caranya memperlakukan teman atau tamu ini dengan baik.

4.      ajarkan anak berani mengambil resiko
anak pemalu ummnya adalah sangat pencemas, takut salah, takut ditertawakan, takut menyinggung orang lain dan lain-lain. Ajarkanlah untuk tidak terlalu mencemaskan hal-hal itu tidak merugikan dirinya dan orang lain.

5.      dorong perubahan secara bertahap.
Tentu saja tak mungkin berharap perilaku anak pemalu dapat berubah dalam waktu singkat. Ingatkan saja anak pada prinsip. Kalau kamu ragu-ragu lakukan secara perlahan.

6.      bantulah anak mengidentifikasi bakat atau hobi yang membuatnya merasa berharga.
Biasanya anak pemalu cepat mengambil kesimpulan yang kadang digeneralisir. Misalnya setelah mencoba bulutangkis dan dia tidak suka anak bisa mengambil kesimpulan saya tidak suka olahraga. Maka bersabarlah dalam menggali bakat dan hobinya.

7.      bantulah anak menata emosi
beri rasa nyaman bagi perasaan anak, sebab umumnya anak pemalu sangant sensitif dan cepat putus asa.

8.      ajarkan toleransi dan menghargai orang lain.
Beri pengertian bahwa setiap orang belum tentu melakukan hal-hal yang benar. Hal ini bisa dimulai orang tua dengan mentolerir kesalahan kecil anak dan tetap memberikan penghargaa terhadap dirinya.

9.      hindari labelisasi pemalu
memberikan cap anak pemalu sama sekali tidak baik, anak justru semakin menyesuaikan perilakunya dengan label yang diberikan.

10.  mencari bantuan tenaga ahli bila diperlukan.
Bila berbagai upaya sudah dilakukan, namun belum ada perubahan kearah yang positif, maka cobalah mencari bantuan ahlinya.

D.   PENANGAN BAGI ANAK BERPERILAKU PEMALU

Ada beberapa penanganan bagi anak yang berperilaku sebagai berikut:

1.             Memberi Pujian yang dapat memotivasi anak
Dengan kita memberi pujian kepada anak yang pemalu ini, ia akan lebih bisa untuk mengekspresikan dirinya.

2.             Memberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan
Jika kita sedang bertanya sesuatu, usahakan untuk mendengarkan dan menanggapi anak dengan benar. Ini juga untuk melatih kemampuan bahasanya agar lebih baik.

3.              Materi  Pelajaran Menarik dan Mengasah  Kemampuan Sosial
Materi pelajaran yang menarik, akan membuat  anak menjadi  betah berada di dalam kelas. Sebelum mereka sampai ke sekolah, mungkin bayangan mereka adalah mereka akan berada di tempat yang serius dan diajar  oleh guru yang “galak”. Bila kita mengajarkan mereka materi  yang menarik dan menyenangkan,  segala pemiikiran negatif  mereka tentang  suasana kelas bisa kita ubah menjadi  segala sesuatu  yang positif dan fun.

4.             Nasihat tentang kemandirian
Nasihat  ini tidak perlu kita tujukan kepada seoarang anak, misalnya hanya kepada anak yang pemalu. Nasihat ini kita tujukan pada semua anak  yang  berada di dalam kelas, agar anak-anak yang  pemalu tidak merasa dihakimi. Nasihat bisa berupa puisi, dongeng dll. Atau bisa juga dengan mengatakan sesuatu  di  dalam kelas yang bersifat  menasihati anak akan pentingnya bersikap mandiri.

5.             Mendukung kepercayaan diri dan sikap yang wajar
Anak sebaiknya didukung dan dipuji untuk kepercayaan dirinya dan tindakannya yang wajar. Ajari anak untuk jadi dirinya sendiri dan mengekspresikan pendapatnya secara terbuka.

6.             Menyediakan agen sosialisasi untuk anak
Memasangkan satu atau dua orang teman yang memungkinkan untuk menjadi teman bernmain bagi anak yang pemalu. Selanjutnya, perkenalkan anak untuk bermain dalam kelompok yang lebih besar.

7.             Membuat kegiatatan yang merangsang anak untuk berinteraksi
Anak yang kurang komunikatif dapat didorong untuk berkomunikasi melalui gambar karena pada umumnya anak lebih senang mendiskusikan gambar. Selain itu rancanglah kegiatan-kegiatan lain yang membuat anak harus menolong dan berkomunikasi satu sama lain, misalnya, menggambar bersama dalam satu kertas atau bermain pesan berantai.



BAB III
PEMBAHASAN

A.    ANALISIS

Identitas Anak
Nama                             : Aqila
Tempat, Tanggal Lahir  : 16 Juni 2009
Anak ke                         : 1 dari 2 bersaudara
Sekolah                          : TK Nurul ‘ilmi
Jenis kelamin                 : Perempuan
Agama                           : Islam
Alamat                           : Jl. Ahmad Dahlan Gg. Mangga


Aqila berumur 4 tahun, ia mempunyai perilaku pemalu. Tidak berani berbicara kepada orang lain, tetapi perilakunya tersebut hanya berlaku kepada orang yang baru ditemuinya. Aqila mempunyai kelebihan yaitu menggambar, tetapi ia lebih senang jika menggambar sendiri. Terutama pada saat ditinggal orang tuanya yang sedang bekerja.

B.            SINTESIS

Aqila adalah seorang anak yang pemalu. Ketika awal saya bertemu dengannya, ia tidak berani mendekati saya apalagi berbicara dengan saya. Anak yang pemalu ini mempunyai perasaan yang suka gelisah atau juga takut terhadap tatapan orang yang baru dikenalnya. Ketika saya mendekat ia menjauh lalu mendekat kepada sang Ibu atau orang terdekat yang telah dikenalnya. Ketika saya atau orang yang baru dikenalnya sering bertemu, ia akan berani mendekat dan mau untuk diajak berbicara dan juga bermain. Tetapi setelah saya tidak bertemu lagi dengannya setelah waktu yang agak lama atau sekitar satu minggu, aqila mengulangi rasa malunya kembali, sehingga membutuhkan waktu yang lama lagi untuk bisa berbicara dan bermain lagi dengannya.
Rasa malu seperti ini tidak hanya terhadap aqila saja, tetapi banyak juga anak yang mengalami hal yang seperti ini. Hal seperti ini biasanya karena orang tua yang kurang mengajak anaknya untuk bersosialisasi terhadap teman sebaya atau keluarganya. Aqila mempunyai rasa malu ini seperti tidak berani berbicara kepada orang yang baru dikenal, ia bersembunyi dibalik orang tuanya, ia hanya berani berbicara kepada orang yang sudah sering bertemu dengannya, tidak berani tampil didepan kelas ketika guru menyuruhnya untuk tampil bernyanyi atau sebagainya. Aqila lebih senang jika ada orang tua yang menemaninya, ini juga salah satu faktor anak menjadi pemalu yaitu manja.

C.           DIAGNOSIS

Pemalu adalah perasaan gelisah dari seseorang terhadap apa yang ia rasa kurang menyenangkan atau merupakan sesuatu yang aneh. Setelah saya observasi kepada orang tua aqila dan juga orang dekat dengannya, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anak ini mempunyai perasaan yang pemalu yaitu:
1.    Dimanjakan orang tua, hal ini dikarenakan pada awalnya anak ini belum mempunyai adik sehingga segala kebutuhannya harus ditangani oleh orang tua atau bergantung pada orang tua
2.    Kurang bersosialisasi dengan teman sebaya atau orang disekitar. Bersosialisasi adalah hal yang sangat penting untuk mengembangkan keberanian anak untuk tampil didepan orang-orang yang belum dikenal.
3.    Kemampuan bahasa yang kurang baik. Biasanya karena orang tua atau orang yang disekitarnya kurang untuk mengajaknya berbicara, sehingga anak susah untuk mengungkapkan sesuatu.

Setelah di analisa, aqila mempunyai tingkah laku atau rasa malu ini sejak ia belum mempunyai adik. Karena pada saat itu aqila masih dimanjakan oleh orang tuanya, jarang untuk diajak berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan rumahnya. Ketika orang tua aqila sedang pergi bekerja, aqila selalu dititipkan dengan neneknya. Jika orang tuanya sudah pulang kerja, ia langsung pergi pulang kerumah bersama ibunya.
Anak yang pemalu cenderung lebih suka berdiam diri dibandingkan anak yang tidak pemalu. Karena ia pendiam tidak ingin berbicara kepada orang lain atau juga ia mempunyai rasa yang penakut terhadap orang yang dilihatnya. Menurut saya, anak yang pemalu cenderung pendiam karena daripada ia berbicara yang akan ditertawakan orang dan dapat mempermalukan dia, sehingga anak yang pemalu tidak berani untuk berbicara, dan juga karena faktor-faktor seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Sebenarnya aqila mempunyai kelebihan seperti teman-teman lainnya, Aqila suka menggambar, pada saat Aqila punya adik, jiwa kepemimpinannya mulai muncul, Aqila sudah merasa bahwa ia adalah seorang kakak yang mempunyai adik yang perlu diperhatikan, walaupun Aqila juga terkadang iri terhadap adiknya yang lebih diperhatikan.

D.           PROGNOSIS

Setelah saya lebih memahami perilaku Aqila yang pemalu itu, Saya mencoba untuk memberi beberapa cara penanganan yang tepat untuk anak yang berperilaku pemalu, sebagai berikut:
1.      Memberi Senyuman yang baik pada saat awal bertemu, jangan membuat anak yang berperilaku pemalu tersebut merasa takut.
2.      Mulai mendekat secara perlahan-lahan dan mengajak bicara, ketika anak itu sudah mau untuk diajak biacara, dengarkan dan tidak memotong pembicaraan anak.
Setelah saya coba, ternyata cara diatas merupakan cara atau tahapan awal yang sangat baik untuk Aqila. Beberapa hari kemudian saya mulai mencoba tahap yang lebih mengajak Aqila untuk lebih berani berbicara dan tidak malu, sebagai berikut:
1.    Mengajak anak untuk bercerita, bercerita keseharian anak dan juga pengalaman aqila.
2.    Mengajak bermain, pada tahap ini saya mencoba bermain berdua saja, setelah ia merasa senang saya mencoba untuk menambah teman yang sebaya dengan Aqila untuk bermain. Awalnya Aqila malu tetapi setelah beberapa saat aqila mulai bisa bergaul.
Pada usia Aqila atau anak-anak pada usia dini sangat baik untuk mengeksplorasi bakatnya melalui bermain, terutama pada sosialisasi anak yang kurang mudah bergaul seperti anak yang pemalu ini. Jika sedang bermain bersama-sama teman sebaya anak akan lebih dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Walaupun anak yang berperilaku pemalu ini tidak terlalu cepat beradaptasi dibandingkan teman yang lainnya, tetapi hal seperti ini dapat membangkitkan semangat anak supaya lebih berani berhadapan dengan orang lain.
Setelah saya melakukan hal tersebut, saya memberikan pujian kepada Aqila karena ia sudah mulai berani untuk bertemu teman baru atau juga orang lain. Saya menanyakan kembali siapa teman yang dikenalnya pada saat bermain itu, dan mencoba mengaajak Aqila untuk menceritakan pengalaman yang Aqila mainkan pada saat itu.

E.            TREATMENT

Ada beberapa penanganan saya untuk Aqila Anak yang berperilaku pemalu sebagai berikut:
1.      Mengajarkan anak dan melatih untuk tidak malu berkenalan dengan teman yang baru.
2.      Menasehati anak dengan baik jika ia merasa minder dengan teman-temannya.
3.      Memuji dan selalu memotivasi aqila
4.      Memberi keterbukaan antara saya (sebagai pemberi penangan), anak ,dan orang tua. Tujuannya supaya orang tua selalu mengamati setiap kegiatan anaknya selama saya sedang observasi berlangsung, ketika saya tidak bersama aqila, disanalah tugas orang tua yang lebih penting untuk memberi penangan kepada anak. Karena anak yang pemalu akan lebih patuh kepada orang tua.
5.      Membuat permainan yang asyik. Hal yang satu ini sangat penting karena menurut saya anak akan lebih percaya diri jika diajak bermain.

Selama observasi saya ini, dalam 4x pertemuan dalam 1 bulan itu, belum tentu bisa anak dikatakan dapat berubah perilakunya. Perilaku anak yang pemalu akan sangat berpengaruh sekali jika faktor lingkungannya juga dapat mendukung anak tersebut untuk lebih berani dan juga percaya diri. Karena setelah saya observasi ini, hanya sekitar 40% saja anak itu meningkat keberenaniannya untuk berhadapan dengan orang. Untuk itu seperti pada teorinya peran orang tua dan juga faktor lingkunganlah yang akan dapat membentuk kepribadian anak.





BAB IV
PENUTUP

A.           KESIMPULAN

Anak pemalu adalah anak yang bereaksi secara negatif terhadap stimulus baru serta menarik diri terhadap stimulus tersebut. Anak yang berperilaku pemalu dapat di kembangkan rasa percaya dirinya dengan cara bersosialisasi dengan teman sebaya, bercerita, dan juga bermain. Anak yang memiliki perilaku pemalu juga ada beberapa kelebihan seperti teman-teman lainnya, hanya anak yang memiliki perilaku tersebut lebih cenderung untuk mengeskpresikan dirinya dengan diam-diam atau sembunyi-sembunyi.
Penanganan yang tepat untuk anak dapat merangsang anak untuk lebih terbuka, dan percaya diri, mampu untuk tampil didepan kelas dan juga orang lain.

B.            SARAN

Berikan penanganan yang tepat pada anak, selalu beri perhatian pada anak, memberikan pujian, dan juga bantu anak untuk lebih bersosialisasi pada lingkungannya. Biarkan anak untuk lebih mengeskplorasi pengetehuannya sendiri, dan jika butuh bantuan.




DAFTAR REFERENSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar