Kamis, 12 Desember 2013

Nur Maya Sari - Penanganan Anak Hyperaktif


LAPORAN
HASIL OBSERVASI

”PENANGANAN ANAK HYPERAKTIF’’



DISUSUN OLEH :
NUR MAYA SARI
1205125012
DOSEN PEMBINA : RAHMAN, S.Pd, M.Pd



PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Anak merupakan karunia yang luar biasa dari Allah. Syukur tiada henti pasti dilakukan oleh segenap orang tua yang bertakwa kepada Allah. Melalui anak, Allah telah memberikan kepercayaan kepada hambanya dengan menitipkan amanat kepada kedua orang tua. Anak juga merupakan buah cinta dalam pernikahan. Akan tetapi takdir tidak dapat kita hindari. Jika Allah sudah berkehendak, pastilah akan terjadi. Tidak semua anak yang dilahirkan secara sempurna, baik kesehatannya, maupun akal pikirannya. Dari sisi takwa, sebenarnya bagaimanapun kondisi anak yang dilahirkan, orang tua harus menerimanya dengan penuh rasa syukur. Jika anak terlahir dalam kondisi sakit/kelainan, berarti Allah menguji kesabaran kita. Jika kita berhasil menjaga kesabaran, pasti keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah semakin meningkat.
Saat ini, telah banyak berbagai macam jenis penyakit/kelainan yang dapat kita temukan pada anak. Salah satunya adalah kelainan hiperaktif. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai kelainan ini dirasa perlu agar kita dapat menerima segala kondisi anak dan dapat mananganinya dengan bijaksana.Anak yang tidak bisa berhenti bergerak sering dicap sebagai anak hiperaktif. Padahal, ada perbedaan antara anak aktif dengan hiperaktif.

  1. RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian anak yang tidak bisa diam / Hyperaktif ?
B.     Apa penyebab anak menjadi tidak bisa diam / Hyperaktif ?
C.     Bagaimana cara mengenali anak yang tidak bisa diam / Hyperaktif ?
D.    Bagaimana cara mengatasi anak yang tidak bisa diam / Hyperaktif ?


BAB II
DASAR TEORI


  1. PENGERTIAN ANAK YANG TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.


  1. PENYEBAB ANAK TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
Anak menjadi bandel dan tidak bisa diam, ini menunjukkan adanya gejala gangguan pada emosi dan perilaku anak. Terutama ini terjadi pada anak-anak usia balita (2-5 tahun). Kalau Anda amati, anak terus bergerak dan tidak bisa diam mengikuti perhatiannya yang terhablur pada banyak keinginan-keinginan. Di mana keinginan-keinginan anak itu muncul dari dorongan emosional anak atas apresiasi rangsangan dari lingkungan di mana anak berada.
Anak menjadi bandel dan tidak bisa diam, ini menggambarkan bagaimana anak bereaksi terhadap lingkungan di mana anak berada. Reaksi atau perilaku anak itu dipengaruhi oleh sikap emosi anak dalam merespon rangsangan dari lingkungannya. Sedangkan yang mendorong ledakan-ledakan emosi dari dalam diri anak itu sendiri adalah perkembangan neurobiologis anak yang terganggu.
Sebagaimana yang diketahui, kelenjar endocrine, andrenalin dan suprarenal gland sangat mempengaruhi kegiatan emosi anak (seseorang). Oleh sebab itu, perbedaan yang terdapat dalam kelenjar tersebut, tentu mempengaruhi perkembangan emosi anak (seseorang). Di samping itu, perubahan physiologi atau aktivitas kelenjar-kelenjar tersebut juga sangat dipengaruhi oleh rangsangan atau pengalaman-pengalaman emosional anak dari lingkungan di mana ia berada.


Dengan demikian, di samping perkembangan fisik dan mentalnya yang menentukan kematangan emosi anak, juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial yang memberi latihan atau pengalaman-pengalaman batin pada anak.
Interaksi secara fisik dan mental dari sifat anak dengan pengaruh lingkungannya mempunyai peranan yang cukup berarti dalam perkembangan tingkah laku emosi dan sikap anak.
Dengan perkataan lain, kematangan emosi anak sangat dibutuhkan sebagai dasar atau pendorong tingkah laku atau perilaku anak yang berkualitas. Terganggunya emosi anak, maka berpengaruh terhadap perilaku anak. Anak yang emosinya stabil, maka akan lebih mudah berkonsentrasi dan berpikir logis, mampu memotivasi dirinya untuk tetap fokus pada aktivitas yang membangun dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan di mana ia berada.
Pada anak yang bandel dan tidak bisa diam ini, sensitivitas emosi anak sangatlah tinggi, sehingga anak mudah terpengaruh oleh beberapa rangsangan yang muncul di hadapannya. Sensitivitas emosi anak ini membuat anak sulit untuk memfokuskan atau memprioritaskan perhatiannya pada satu fokus, sehingga anak begitu mudah beralih-alih perhatian.
Anak dengan gangguan emosi dan perilaku memiliki karakteristik yang kompleks dan seringkali ciri-ciri perilakunya juga dilakukan oleh anak-anak sebayanya lain, seperti banyak bergerak, mengganggu teman sepermainan, perilaku melawan, dan adakalanya perilaku menyendiri. Anak dengan gangguan emosi dan perilaku dapat ditemukan di berbagai komunitas anak-anak, seperti playgrup, KB, PAUD, TK dan lingkungan bermain.
Anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang telah terdeksi biasanya mendapatkan layanan pendidikan dan penanganan khusus di sekolah luar biasa, di sekolah khusus maupun inklusi. Namun persoalanya adalah apabila anak belum terdeteksi mamiliki gangguan emosi dan perilaku dan berada di sekolah biasa. Dalam hal ini guru berperan sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah termasuk menentukan metode dan teknik pembelajaran untuk mereka. Metode dan teknik yang pembelajaran dihendaknya disesuaikan dengan karakteristik khusus masing-masing anak. Apalagi untuk anak dengan gangguan emosi dan perilaku memiliki sejumlah karakter akan menghambat proses pembelajaran, bila tidak diperhitungkan dalam pemberian pendidikan dan pembelajaran.

Mengetahui kondisi awal perilaku dan emosi anak sebelum melakukan pembelajaran akan lebih baik bagi guru dalam melakasanakan layanan pendidikan bagi anak.
Apabila gangguan emosi dan perilaku pada anak belum terdeteksi dan tidak dispesifikasi menjadi pertimbangan layanan pendidikan di sekolah dasar, maka proses dispesifikasikan menjadi pertimbangan layanan pendidikan di pendidikan anak usia dini, maka proses pendidikan sangat mungkin tidak sesuai bagi mereka dan bahkan cenderung sulit, baik bagi guru sebagai pengelola materi maupun bagi siswa.
Gangguan emosi dan perilaku di layanan pendidikan anak usia dini lebih sulit dideteksi dibanding jenis kebutuhan khusus lainnya. Hal itu karena karakteristik gangguan emosi dan perilaku mencakup populasi yang beraneka ragam dan tipe penyimpangan yang berbeda-beda (Nafsiah Ibrahim & Rohana Aldi, 1996). Selaij itu para guru di sekolah dasar belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam proses identifikasi yang akan anak-anak yang tidak termasuk sebagai gangguan emosi dan perilaku.
Tidak hanya upaya khusus dari guru di sekolah untuk memperbaiki gangguan emosi dan perilaku karena belum ada pengetahuan tentang konsep dan fenomena anak dengan gangguan emosi dan perilaku serta penanganannya. Gangguan emosi dan perilaku bila dicermati secara mendalam, akan terlihat perilaku anak memiliki intensitas dan frekuensi yang berlebih, durasi perilaku pun bertahan lebih lama dibandingkan dengan anak normal sebayanya. Namun identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang seharusnya dimiliki oleh guru-guru dan praktisi pendidikan anak usia dini. Disamping itu, guru selaku berperan sebagai pedagog (pendidik), dalam menghadapi siswa dengan gangguan emosi dan perilaku juga seharusnya berperan sebagai diagnostician (penentu karakteristik dan jenis kebutuhan khusus dan berkemampuan melakukan treatmen) (Triyanto Pristiwaluyo & M. Sodiq AM., 2005). Ketrampilan identifikasi anak dengan gangguan emosi dan perilaku sangat dibutuhkan sebagai prasyarat untuk menjadi guru yangmampu menjadi pedagog dan diagnostician yang baik.


Meskipun anak laki-laki maupun perempuan bisa sulit dikendalikan, namun memang anak laki-laki umumnya sering menunjukkan sikap-sikap atau perilaku-perilaku yang kita anggap sulit seperti : gembira yang berlebihan dan kadang-kadang melakukan kegiatan fisik yang agresif, menentang, menolak otoritas bahkan kadang kita juga menganggap perilaku-perilaku tersebut sebagai “macho”. Yang sebenarnya perbedaan-perbedaan perilaku tersebut karena aspek sosial dan biologis juga faktor-faktor lain.
Tindakan anak-anak yang kadang berlebihan bisa dipengaruhi oleh 5 hal, yaitu :
1. Temperamen
2. Karakteristik biologis
3. Pola asuh
4. Stres keluarga
5. Pengaruh dari luar keluarga/lingkungan

  1. CARA MENGENALI ANAK YANG TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
Di sekolah anak hiperaktif bisa dikenali antara lain pada anak yang memperlihatkan gejala-gejala:
1.      Sering tidak mampu menyelesaikan tugas guru, terutama yang memerlukan konsentrasi dalam waktu lama, walaupun bentuknya permainan.
2.      Jika diajak berbicara sulit memperlihatkan perhatian kepada lawan bicaranya.
3.      Mudah berubah perhatian terutama jika ada bentuk stimulus dari luar.
4.      Menjawab atau berkata spontan tanpa pikir, sering tidak ada hubungannya dengan yang sedang menjadi topik pembicaraan.
5.      Di tempat duduk sering gelisah, suka bergerak; sulit mempertahankan diri untuk diam lebih dari lima menit.
6.      Sering melontarkan pertanyaan tak bermakna selama pelajaran.
7.      Suka mengganggu teman-temannya, membuat gaduh, tidak mudah menurut tata disiplin kelas.
8.      Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
9.      Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
10.  Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
11.  Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
12.  Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
13.  Sering terlalu banyak bicara.
14.  Sering sulit menunggu giliran.
15.  Sering memotong atau menyela pembicaraan.
16.  Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
17.  Kemampuan akademik tidak optimal
18.  Kecerobohan dalam hubungan sosial
19.  Kesembronoan dalam menghadapi situasi yang berbahaya
20.  Sikap melanggar tata tertib secara impulsive


  1. CARA MENGATASI ANAK YANG TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
Cara-cara mengatasi anak yang tidak bisa diam / hyperaktif :
1. Jangan Panik
Orang tua / guru sering panik hingga berteriak ketika anak melakukan tindakan berbahaya, seperti memanjat, berlari, atau koprol. Padahal, berteriak panik ketika anak sudah mulai berguling atau memanjat justru akan membuat anak ikut-ikutan panik.
2. Jangan Larang
Jika aktivitas yang dilakukannya (anak) tidak mengundang bahaya, cukup awasi dari jauh. Namun ketika sang anak melakukan kegiatan yang ‘menyerempet’ bahaya, beri pengertian bahwa hal tersebut berbahaya.
3. Beri Peringatan
Daripada melarang lebih baik memberikan peringatan. Misalnya “Kalau kamu memanjat pagar, nanti kaki kamu bisa terluka oleh besi runcing itu! Sakit kan?
4. Beri Pujian
Beri anak pujian. Beri reward berupa pujian atau pelukan atas keberhasilan atau apapun yang telah dilakukan si kecil dengan baik. Sebaliknya bila anak menemui kegagalan saat melakukan aktivitas tertentu, besarkan semangatnya agar mau bangkit lagi dan termotivasi untuk mencoba kembali.

5.Hukuman Ringan
Hukuman ringan boleh diterapkan. Memberi hukuman terlalu sering sebenarnya tidak banyak membantu. Bahkan jika hukumannya terlalu keras dan terlalu sering bisa menyebabkan sikap negatif anak menjadi-jadi.
6. Beri Arahan / Nasehat Yang Baik
Beri anak arahan / nasehat yang baik di saat anak mulai tak bisa diam, beri ketegasan dan beri gambaran yang objektif kalau ini baik dan ini tidak baik berikut alasannya sehingga anak akan menyadari bahwa hal ini itu ternyata baik / tak baik untuk dilakukan.
7. Jangan Putus Asa
Terkadang kenakalan / tidak bisa diamnya anak di akibatkan dari kurangnya perhatian atau mungkin perhatian yang berlebih alias manja.  tanamkan kemandirian anak sejak dini dan pacu bakat yang sudah tampak dengan lebih bijaksana jika keinginannya tersebut berbahaya atau mengarah negatif nasehatilah..
8. Sabar Dan Tetap Tersenyum
Berat memang karena sudah capek diingatkan ternyata sang anak masih tetap dengan dunianya sendiri tanpa memperhatikan perintah atau teguran dari kita, sebaiknya tetap berusaha senyum dan bersabar. jangan Pernah membentak dan berkata kasar itu akan membuat mereka menjadi memberontak dan tak mau menurut.
9. Tetap Semangat Dan Optimis
Untuk yang satu ini pasti harus bisa karena bagaimanapun mereka memang anak - anak yang masih labil dan ingin selalu bermain, jika menyerah begitu saja dengan keadaan melihat anak -anak yang tidak bisa diam / hiperaktif akan timbul titik jenuh dan akhirnya berdampak fatal pada si kecil.....ibarat buah simalakama, begini salah begitu salah. Jangan pernah bilang begitu ya sobat, tekadkan diri dan yakinlah bahwa usaha maksimal yang kita lakukan pastinya akan membuahkan hasil yang baik untuk anak - anak kita menjadi lebih baik dan salih, amin.
10. Inti dari kesembilan Hal diatas yaitu Doa
Memohon ama Allah SWT agar anak - anak kita menjadi generasi penerus yang soleh soleha lahir batin dunia akhirat, amin. tanpa campur tangan dan RidhoNya kita sebagai ortu, guru atau masyarakat pada umumnya pasti tak berarti apa - apa dan bukan siapa - siapa. 


BAB III
PEMBAHASAN


A.    ANALISIS
·         Identitas Anak
Nama Lengkap : Amanda Afifah Nuraini
Nama Panggilan : Ifeh
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Tenggarong, 24 September 2008
Alamat Lengkap : Jln. Durian Gang.Maulida Rt 15. No. 20 Kel.Panji Tenggarong
Agama : Islam
Hobby : Bermain bola, sepeda, layang-layang.
Tinggi Badan : 110 cm
Warna Kulit : Sawo mateng
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku : Banjar
Pendidika : TK
Nama Sekolah : Tk Anggrek
Alamat Sekolah : Jln. Cut Nyak Dien
Nama Ayah : Supriadi
Nama Ibu : Nurromadaniah
Alamat Ayah : Jln. Durian Gang.Maulida Rt 15. No. 20 Kel.Panji Tenggarong
Alamat Ibu : Jln. Durian Gang.Maulida Rt 15. No. 20 Kel.Panji Tenggarong
Pekerjaan Ayah : PNS
Pekerjaan Ibu : PNS
           
Anak ini memiliki kebiasaan susah diatur. Apabila orang tua menegurnya ia pun terkadang tidak ingin mendengarkannya dan bersifat acuh tak acuh.


B.     SINTESIS
Dari data diatas dapat disimpulkan, anak ini memiliki ciri-ciri seperti anak hyperaktif. Dimana anak ini tidak bias diam dan tidak bisa diatur.
Tetapi anak ini memiliki kelebihan maupun kekurangan. Kelebihannya dari sikap nya yang tidak bisa diam ia memiliki banyak teman dan mudah bergaul kepada sesama temannya, baik di lingkungan sekolahnya maupun dilingkungan rumahnya. Adapun kekurangannya terkadang ia sering menggangu temannya dan sering sekali membuat teman-tamannya menangis.

C.     DIAGNOSIS
Faktor ataupun penyebab utama anak ini memiliki kebiasaan atau sifat susah diatur (hyperaktif) ialah kemunkinan karena ia ingin mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang disekitarnya.
Dimana dengan ia melakukan sebuah kejadian atau kegiatan yang berlebihan, maka ia akan menjadi tontonan disekitarnya.

D.    PROGNOSIS
Langkah paling awal menghadapi anak yang tidak bisa diam yaitu dimulai dari lingkungan keluarga dirumah. Karena keluarga adalah nomer satu dalam mendidik anak.     
Apabila anak hanya mendapatkan penanganan dari sekolah maka hasil yang didapat tidak akan begitu baik. Karena sekolah hanya membantu anak atau menangani anak hanya dalam beberapa jam, selebihnya anak berada dirumah.
Oleh karena itu peran orang tua maupun keluarga dirumah adalah faktor terpenting atau langkah awal dalam menangani anak yang tidak bisa diam atau hyperaktif.

E.     TREATMENT
Disini saya menggunakan cara mengatasi dengan menggunakan cara :
1.       Beri Peringatan
Disini saya memberikan sebuh peringatan apabila anak ini melakukan kesalahan. Seperti kemarin ia menggangfu temannya, ia merobek-robek buku milik temannya. Disini saya langsung memberinya peringatan bahwa tidak boleh berlaku seperti itu.

2.      Hukuman Ringan
Selanjutnya saya memberikan langkah ke dua yaitu melanjutkannya dengan memberikan hukuman ringan kepada anak ini. Dia harus bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya, saya memintanya untuk membersihkan sendiri kertas-kertas dari potongan buku yang dirobeknya.

3.      Beri Arahan / Nasehat Yang Baik
Dan selanjutnya langkah yang terakhir, saya memberinya sebuah arahan ataupun nasehat bahwa tidak boleh melakukan tindakan seperti itu. Disini saya menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai hambanya yang melakukan tindakan seperti itu, tidakan yang dapat merugikan orang lain (teman sebayanya).

Dengan menerapkan cara ini, saya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Anak yang tadinya susah diatur, tidak bisa diam dan tidak mau mendengarkan teguran dari orang lain, sekarang anak ini sedikit bisa mendengarkan teguran dari orang lain.
Yang tadinya terkadang melawan, sekarang dia juga bisa menahan dirinya apabila di tegur dan bisa menahan emosiya. Yang terkadang apabila ditegur ia lalu menangis, sekarang anak ini memiliki kemajuan tidak langsung menangis apabila ditegur.


BAB IV
PENUTUP


  1. KESIMPULAN
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka membuat keributan.
Tindakan anak-anak yang kadang berlebihan bisa dipengaruhi oleh 5 hal, yaitu :
1. Temperamen
2. Karakteristik biologis
3. Pola asuh
4. Stres keluarga
5. Pengaruh dari luar keluarga/lingkungan
Di sekolah anak hiperaktif bisa dikenali antara lain pada anak yang memperlihatkan gejala-gejala:
1.      Sering tidak mampu menyelesaikan tugas guru, terutama yang memerlukan konsentrasi dalam waktu lama, walaupun bentuknya permainan.
2.      Jika diajak berbicara sulit memperlihatkan perhatian kepada lawan bicaranya.
3.      Mudah berubah perhatian terutama jika ada bentuk stimulus dari luar.
4.      Menjawab atau berkata spontan tanpa pikir, sering tidak ada hubungannya dengan yang sedang menjadi topik pembicaraan.
5.      Di tempat duduk sering gelisah, suka bergerak; sulit mempertahankan diri untuk diam lebih dari lima menit.
6.      Sering melontarkan pertanyaan tak bermakna selama pelajaran.
7.      Suka mengganggu teman-temannya, membuat gaduh, tidak mudah menurut tata disiplin kelas.
8.      Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
9.      Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
10.  Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
11.  Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
12.  Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
13.  Sering terlalu banyak bicara.
14.  Sering sulit menunggu giliran.
15.  Sering memotong atau menyela pembicaraan.
16.  Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
17.  Kemampuan akademik tidak optimal
18.  Kecerobohan dalam hubungan social
19.  Kesembronoan dalam menghadapi situasi yang berbahaya
20.  Sikap melanggar tata tertib secara impulsive
Cara-cara mengatasi anak yang tidak bisa diam / hyperaktif :
1. Jangan Panik
2. Jangan Larang
3. Beri Peringatan
4. Beri Pujian
5.Hukuman Ringan
6. Beri Arahan / Nasehat Yang Baik
7. Jangan Putus Asa
8. Sabar Dan Tetap Tersenyum
9. Tetap Semangat Dan Optimis
10. Inti dari kesembilan Hal diatas yaitu Doa

  1. SARAN
Dari pembahasan yang sudah diuraikan pada bab iii, maka adapun saran yang saya tujukan bagi para orang tua maupun pendidik khususnya anak usia dini untuk sedini mungkin melakukan upaya deteksi dini terhadap gangguan-gangguan perkembangan yang mungkin muncul dalam diri anak sehingga sedini pula gangguan tersebut dapat ditangani secara khusus.

DAFTAR REFERENSI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar