LAPORAN
HASIL OBSERVASI
”PENANGANAN ANAK
HYPERAKTIF’’
DISUSUN OLEH :
NUR MAYA SARI
1205125012
DOSEN PEMBINA :
RAHMAN, S.Pd, M.Pd
PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Anak merupakan karunia yang luar biasa dari Allah.
Syukur tiada henti pasti dilakukan oleh segenap orang tua yang bertakwa kepada
Allah. Melalui anak, Allah telah memberikan kepercayaan kepada hambanya dengan
menitipkan amanat kepada kedua orang tua. Anak juga merupakan buah cinta dalam
pernikahan. Akan tetapi takdir tidak dapat kita hindari. Jika Allah sudah
berkehendak, pastilah akan terjadi. Tidak semua anak yang dilahirkan secara
sempurna, baik kesehatannya, maupun akal pikirannya. Dari sisi takwa,
sebenarnya bagaimanapun kondisi anak yang dilahirkan, orang tua harus
menerimanya dengan penuh rasa syukur. Jika anak terlahir dalam kondisi
sakit/kelainan, berarti Allah menguji kesabaran kita. Jika kita berhasil
menjaga kesabaran, pasti keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah semakin
meningkat.
Saat ini, telah banyak berbagai macam jenis
penyakit/kelainan yang dapat kita temukan pada anak. Salah satunya adalah
kelainan hiperaktif. Pemahaman yang lebih mendalam mengenai kelainan ini dirasa
perlu agar kita dapat menerima segala kondisi anak dan dapat mananganinya
dengan bijaksana.Anak yang tidak bisa berhenti bergerak sering dicap sebagai
anak hiperaktif. Padahal, ada perbedaan antara anak aktif dengan hiperaktif.
- RUMUSAN MASALAH
A. Apa
pengertian anak yang tidak bisa diam / Hyperaktif ?
B. Apa
penyebab anak menjadi tidak bisa diam / Hyperaktif ?
C. Bagaimana
cara mengenali anak yang tidak bisa diam / Hyperaktif ?
D. Bagaimana
cara mengatasi anak yang tidak bisa diam / Hyperaktif ?
BAB
II
DASAR
TEORI
- PENGERTIAN ANAK YANG TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity
Disorder) adalah gangguan
perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik
anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain
sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka
membuat keributan.
- PENYEBAB ANAK TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
Anak menjadi bandel dan tidak bisa diam, ini
menunjukkan adanya gejala gangguan pada emosi dan perilaku anak. Terutama ini
terjadi pada anak-anak usia balita (2-5 tahun). Kalau Anda amati, anak terus
bergerak dan tidak bisa diam mengikuti perhatiannya yang terhablur pada banyak
keinginan-keinginan. Di mana keinginan-keinginan anak itu muncul dari dorongan
emosional anak atas apresiasi rangsangan dari lingkungan di mana anak berada.
Anak menjadi bandel dan tidak bisa diam, ini
menggambarkan bagaimana anak bereaksi terhadap lingkungan di mana anak berada.
Reaksi atau perilaku anak itu dipengaruhi oleh sikap emosi anak dalam merespon
rangsangan dari lingkungannya. Sedangkan yang mendorong ledakan-ledakan emosi
dari dalam diri anak itu sendiri adalah perkembangan neurobiologis anak yang terganggu.
Sebagaimana yang diketahui, kelenjar endocrine, andrenalin dan suprarenal
gland sangat mempengaruhi kegiatan emosi anak (seseorang).
Oleh sebab itu, perbedaan yang terdapat dalam kelenjar tersebut, tentu
mempengaruhi perkembangan emosi anak (seseorang). Di samping itu,
perubahan physiologi atau aktivitas kelenjar-kelenjar tersebut juga sangat
dipengaruhi oleh rangsangan atau pengalaman-pengalaman emosional anak dari
lingkungan di mana ia berada.
Dengan demikian, di samping perkembangan fisik dan
mentalnya yang menentukan kematangan emosi anak, juga sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan sosial yang memberi latihan atau pengalaman-pengalaman batin
pada anak.
Interaksi secara fisik dan mental dari sifat anak
dengan pengaruh lingkungannya mempunyai peranan yang cukup berarti dalam
perkembangan tingkah laku emosi dan sikap anak.
Dengan perkataan lain, kematangan emosi anak sangat
dibutuhkan sebagai dasar atau pendorong tingkah laku atau perilaku anak yang
berkualitas. Terganggunya emosi anak, maka berpengaruh terhadap perilaku anak.
Anak yang emosinya stabil, maka akan lebih mudah berkonsentrasi dan berpikir
logis, mampu memotivasi dirinya untuk tetap fokus pada aktivitas yang membangun
dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan di mana ia berada.
Pada anak yang bandel dan tidak bisa diam ini,
sensitivitas emosi anak sangatlah tinggi, sehingga anak mudah terpengaruh oleh
beberapa rangsangan yang muncul di hadapannya. Sensitivitas emosi anak ini
membuat anak sulit untuk memfokuskan atau memprioritaskan perhatiannya pada
satu fokus, sehingga anak begitu mudah beralih-alih perhatian.
Anak
dengan gangguan emosi dan perilaku memiliki karakteristik yang kompleks dan
seringkali ciri-ciri perilakunya juga dilakukan oleh anak-anak sebayanya lain,
seperti banyak bergerak, mengganggu teman sepermainan, perilaku melawan, dan
adakalanya perilaku menyendiri. Anak dengan gangguan emosi dan perilaku dapat
ditemukan di berbagai komunitas anak-anak, seperti playgrup, KB, PAUD,
TK dan lingkungan bermain.
Anak
dengan gangguan emosi dan perilaku yang telah terdeksi biasanya mendapatkan
layanan pendidikan dan penanganan khusus di sekolah luar biasa, di sekolah
khusus maupun inklusi. Namun persoalanya adalah apabila anak belum terdeteksi
mamiliki gangguan emosi dan perilaku dan berada di sekolah biasa. Dalam hal ini
guru berperan sebagai penanggung jawab pendidikan di sekolah termasuk
menentukan metode dan teknik pembelajaran untuk mereka. Metode dan teknik yang
pembelajaran dihendaknya disesuaikan dengan karakteristik khusus masing-masing
anak. Apalagi untuk anak dengan gangguan emosi dan perilaku memiliki sejumlah
karakter akan menghambat proses pembelajaran, bila tidak diperhitungkan dalam
pemberian pendidikan dan pembelajaran.
Mengetahui kondisi
awal perilaku dan emosi anak sebelum melakukan pembelajaran akan lebih baik
bagi guru dalam melakasanakan layanan pendidikan bagi anak.
Apabila
gangguan emosi dan perilaku pada anak belum terdeteksi dan tidak dispesifikasi
menjadi pertimbangan layanan pendidikan di sekolah dasar, maka proses
dispesifikasikan menjadi pertimbangan layanan pendidikan di pendidikan anak
usia dini, maka proses pendidikan sangat mungkin tidak sesuai bagi mereka dan
bahkan cenderung sulit, baik bagi guru sebagai pengelola materi maupun bagi
siswa.
Gangguan
emosi dan perilaku di layanan pendidikan anak usia dini lebih sulit dideteksi
dibanding jenis kebutuhan khusus lainnya. Hal itu karena karakteristik gangguan
emosi dan perilaku mencakup populasi yang beraneka ragam dan tipe penyimpangan
yang berbeda-beda (Nafsiah Ibrahim & Rohana Aldi, 1996). Selaij itu para
guru di sekolah dasar belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam proses
identifikasi yang akan anak-anak yang tidak termasuk sebagai gangguan emosi dan
perilaku.
Tidak
hanya upaya khusus dari guru di sekolah untuk memperbaiki gangguan emosi dan
perilaku karena belum ada pengetahuan tentang konsep dan fenomena anak dengan
gangguan emosi dan perilaku serta penanganannya. Gangguan emosi dan perilaku
bila dicermati secara mendalam, akan terlihat perilaku anak memiliki intensitas
dan frekuensi yang berlebih, durasi perilaku pun bertahan lebih lama
dibandingkan dengan anak normal sebayanya. Namun identifikasi anak dengan
gangguan emosi dan perilaku yang seharusnya dimiliki oleh guru-guru dan
praktisi pendidikan anak usia dini. Disamping itu, guru selaku berperan sebagai
pedagog (pendidik), dalam menghadapi siswa dengan gangguan emosi dan
perilaku juga seharusnya berperan sebagai diagnostician (penentu
karakteristik dan jenis kebutuhan khusus dan berkemampuan melakukan treatmen)
(Triyanto Pristiwaluyo & M. Sodiq AM., 2005). Ketrampilan identifikasi anak
dengan gangguan emosi dan perilaku sangat dibutuhkan sebagai prasyarat untuk
menjadi guru yangmampu menjadi pedagog dan diagnostician yang
baik.
Meskipun anak
laki-laki maupun perempuan bisa sulit dikendalikan, namun memang anak laki-laki
umumnya sering menunjukkan sikap-sikap atau perilaku-perilaku yang kita anggap
sulit seperti : gembira yang berlebihan dan kadang-kadang melakukan kegiatan
fisik yang agresif, menentang, menolak otoritas bahkan kadang kita juga
menganggap perilaku-perilaku tersebut sebagai “macho”. Yang sebenarnya
perbedaan-perbedaan perilaku tersebut karena aspek sosial dan biologis juga
faktor-faktor lain.
Tindakan anak-anak
yang kadang berlebihan bisa dipengaruhi oleh 5 hal, yaitu :
1. Temperamen
2. Karakteristik
biologis
3. Pola asuh
4. Stres keluarga
5. Pengaruh dari
luar keluarga/lingkungan
- CARA MENGENALI ANAK YANG TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
Di
sekolah anak hiperaktif bisa dikenali antara lain pada anak yang memperlihatkan
gejala-gejala:
1. Sering
tidak mampu menyelesaikan tugas guru, terutama yang memerlukan konsentrasi
dalam waktu lama, walaupun bentuknya permainan.
2. Jika
diajak berbicara sulit memperlihatkan perhatian kepada lawan bicaranya.
3. Mudah
berubah perhatian terutama jika ada bentuk stimulus dari luar.
4. Menjawab
atau berkata spontan tanpa pikir, sering tidak ada hubungannya dengan yang
sedang menjadi topik pembicaraan.
5. Di
tempat duduk sering gelisah, suka bergerak; sulit mempertahankan diri untuk
diam lebih dari lima menit.
6. Sering
melontarkan pertanyaan tak bermakna selama pelajaran.
7. Suka
mengganggu teman-temannya, membuat gaduh, tidak mudah menurut tata disiplin
kelas.
8. Sering
menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
9. Sering
meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
10. Sering
berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak
selayaknya.
11. Sering
tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
12. Selalu
bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak
pernah habis.
13. Sering
terlalu banyak bicara.
14. Sering
sulit menunggu giliran.
15. Sering
memotong atau menyela pembicaraan.
16. Jika
diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis
terhadap lawan bicaranya).
17. Kemampuan
akademik tidak optimal
18. Kecerobohan
dalam hubungan sosial
19. Kesembronoan
dalam menghadapi situasi yang berbahaya
20. Sikap
melanggar tata tertib secara impulsive
- CARA MENGATASI ANAK YANG TIDAK BISA DIAM / HYPERAKTIF
Cara-cara
mengatasi anak yang tidak bisa diam / hyperaktif :
1. Jangan
Panik
Orang tua
/ guru sering panik hingga berteriak ketika anak melakukan tindakan berbahaya,
seperti memanjat, berlari, atau koprol. Padahal, berteriak panik ketika anak
sudah mulai berguling atau memanjat justru akan membuat anak ikut-ikutan panik.
2. Jangan
Larang
Jika
aktivitas yang dilakukannya (anak) tidak mengundang bahaya, cukup awasi dari
jauh. Namun ketika sang anak melakukan kegiatan yang ‘menyerempet’ bahaya, beri
pengertian bahwa hal tersebut berbahaya.
3. Beri
Peringatan
Daripada
melarang lebih baik memberikan peringatan. Misalnya “Kalau kamu memanjat pagar,
nanti kaki kamu bisa terluka oleh besi runcing itu! Sakit kan?
4. Beri
Pujian
Beri anak
pujian. Beri reward berupa pujian atau pelukan atas keberhasilan atau apapun
yang telah dilakukan si kecil dengan baik. Sebaliknya bila anak menemui
kegagalan saat melakukan aktivitas tertentu, besarkan semangatnya agar mau
bangkit lagi dan termotivasi untuk mencoba kembali.
5.Hukuman
Ringan
Hukuman
ringan boleh diterapkan. Memberi hukuman terlalu sering sebenarnya tidak banyak
membantu. Bahkan jika hukumannya terlalu keras dan terlalu sering bisa
menyebabkan sikap negatif anak menjadi-jadi.
6. Beri
Arahan / Nasehat Yang Baik
Beri anak
arahan / nasehat yang baik di saat anak mulai tak bisa diam, beri ketegasan dan
beri gambaran yang objektif kalau ini baik dan ini tidak baik berikut alasannya
sehingga anak akan menyadari bahwa hal ini itu ternyata baik / tak baik untuk
dilakukan.
7. Jangan
Putus Asa
Terkadang
kenakalan / tidak bisa diamnya anak di akibatkan dari kurangnya perhatian atau
mungkin perhatian yang berlebih alias manja. tanamkan kemandirian anak sejak dini dan pacu
bakat yang sudah tampak dengan lebih bijaksana jika keinginannya tersebut
berbahaya atau mengarah negatif nasehatilah..
8. Sabar Dan Tetap Tersenyum
Berat memang
karena sudah capek diingatkan ternyata sang anak masih tetap dengan dunianya
sendiri tanpa memperhatikan perintah atau teguran dari kita, sebaiknya tetap
berusaha senyum dan bersabar. jangan Pernah membentak dan berkata kasar itu
akan membuat mereka menjadi memberontak dan tak mau menurut.
9. Tetap
Semangat Dan Optimis
Untuk yang
satu ini pasti harus bisa karena bagaimanapun mereka memang anak - anak yang
masih labil dan ingin selalu bermain, jika menyerah begitu saja dengan keadaan
melihat anak -anak yang tidak bisa diam / hiperaktif akan timbul titik jenuh
dan akhirnya berdampak fatal pada si kecil.....ibarat buah simalakama, begini
salah begitu salah. Jangan pernah bilang begitu ya sobat, tekadkan diri dan
yakinlah bahwa usaha maksimal yang kita lakukan pastinya akan membuahkan hasil
yang baik untuk anak - anak kita menjadi lebih baik dan salih, amin.
10. Inti
dari kesembilan Hal diatas yaitu Doa
Memohon ama Allah SWT
agar anak - anak kita menjadi generasi penerus yang soleh soleha lahir batin
dunia akhirat, amin. tanpa campur tangan dan RidhoNya kita sebagai ortu, guru
atau masyarakat pada umumnya pasti tak berarti apa - apa dan bukan siapa -
siapa.
BAB III
PEMBAHASAN
A. ANALISIS
·
Identitas Anak
Nama Lengkap : Amanda Afifah Nuraini
Nama Panggilan : Ifeh
Jenis
Kelamin : Perempuan
Tempat,
Tanggal Lahir : Tenggarong, 24 September 2008
Alamat
Lengkap : Jln. Durian Gang.Maulida Rt 15. No. 20 Kel.Panji Tenggarong
Agama
: Islam
Hobby
: Bermain bola, sepeda, layang-layang.
Tinggi
Badan : 110 cm
Warna
Kulit : Sawo mateng
Kewarganegaraan
: Indonesia
Suku
: Banjar
Pendidika
: TK
Nama
Sekolah : Tk Anggrek
Alamat
Sekolah : Jln. Cut Nyak Dien
Nama
Ayah : Supriadi
Nama
Ibu : Nurromadaniah
Alamat
Ayah : Jln. Durian Gang.Maulida Rt 15. No. 20 Kel.Panji Tenggarong
Alamat
Ibu : Jln. Durian Gang.Maulida Rt 15. No. 20 Kel.Panji Tenggarong
Pekerjaan
Ayah : PNS
Pekerjaan
Ibu : PNS
Anak ini memiliki kebiasaan susah diatur. Apabila
orang tua menegurnya ia pun terkadang tidak ingin mendengarkannya dan bersifat
acuh tak acuh.
B. SINTESIS
Dari data diatas dapat disimpulkan, anak ini
memiliki ciri-ciri seperti anak hyperaktif. Dimana anak ini tidak bias diam dan
tidak bisa diatur.
Tetapi anak ini memiliki kelebihan maupun
kekurangan. Kelebihannya dari sikap nya yang tidak bisa diam ia memiliki banyak
teman dan mudah bergaul kepada sesama temannya, baik di lingkungan sekolahnya
maupun dilingkungan rumahnya. Adapun kekurangannya terkadang ia sering
menggangu temannya dan sering sekali membuat teman-tamannya menangis.
C. DIAGNOSIS
Faktor ataupun penyebab utama anak ini memiliki
kebiasaan atau sifat susah diatur (hyperaktif) ialah kemunkinan karena ia ingin
mendapatkan perhatian lebih dari orang-orang disekitarnya.
Dimana dengan ia melakukan sebuah kejadian atau
kegiatan yang berlebihan, maka ia akan menjadi tontonan disekitarnya.
D. PROGNOSIS
Langkah paling awal menghadapi anak yang tidak bisa
diam yaitu dimulai dari lingkungan keluarga dirumah. Karena keluarga adalah
nomer satu dalam mendidik anak.
Apabila anak hanya mendapatkan penanganan dari
sekolah maka hasil yang didapat tidak akan begitu baik. Karena sekolah hanya
membantu anak atau menangani anak hanya dalam beberapa jam, selebihnya anak
berada dirumah.
Oleh karena itu peran orang tua maupun keluarga
dirumah adalah faktor terpenting atau langkah awal dalam menangani anak yang
tidak bisa diam atau hyperaktif.
E. TREATMENT
Disini
saya menggunakan cara mengatasi dengan menggunakan cara :
1. Beri
Peringatan
Disini saya memberikan sebuh peringatan apabila anak ini melakukan
kesalahan. Seperti kemarin ia menggangfu temannya, ia merobek-robek buku milik
temannya. Disini saya langsung memberinya peringatan bahwa tidak boleh berlaku
seperti itu.
2.
Hukuman Ringan
Selanjutnya saya memberikan langkah ke dua yaitu melanjutkannya dengan
memberikan hukuman ringan kepada anak ini. Dia harus bertanggung jawab dengan
apa yang dilakukannya, saya memintanya untuk membersihkan sendiri kertas-kertas
dari potongan buku yang dirobeknya.
3.
Beri Arahan / Nasehat Yang Baik
Dan selanjutnya langkah yang terakhir, saya memberinya sebuah arahan
ataupun nasehat bahwa tidak boleh melakukan tindakan seperti itu. Disini saya
menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai hambanya yang melakukan tindakan seperti
itu, tidakan yang dapat merugikan orang lain (teman sebayanya).
Dengan
menerapkan cara ini, saya mendapatkan hasil yang cukup memuaskan. Anak yang
tadinya susah diatur, tidak bisa diam dan tidak mau mendengarkan teguran dari
orang lain, sekarang anak ini sedikit bisa mendengarkan teguran dari orang
lain.
Yang
tadinya terkadang melawan, sekarang dia juga bisa menahan dirinya apabila di
tegur dan bisa menahan emosiya. Yang terkadang apabila ditegur ia lalu
menangis, sekarang anak ini memiliki kemajuan tidak langsung menangis apabila
ditegur.
BAB
IV
PENUTUP
- KESIMPULAN
ADHD
(Attention Deficit Hyperactivity
Disorder) adalah gangguan
perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik
anak-anak hingga menyebabkan aktivitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung
berlebihan. Hal ini ditandai dengan berbagai keluhan perasaan gelisah, tidak
bisa diam, tidak bisa duduk dengan tenang, dan selalu meninggalkan keadaan yang
tetap seperti sedang duduk, atau sedang berdiri. Beberapa kriteria yang lain
sering digunakan adalah suka meletup-letup, aktivitas berlebihan, dan suka
membuat keributan.
Tindakan
anak-anak yang kadang berlebihan bisa dipengaruhi oleh 5 hal, yaitu :
1. Temperamen
2. Karakteristik
biologis
3. Pola asuh
4. Stres keluarga
5. Pengaruh dari
luar keluarga/lingkungan
Di
sekolah anak hiperaktif bisa dikenali antara lain pada anak yang memperlihatkan
gejala-gejala:
1. Sering
tidak mampu menyelesaikan tugas guru, terutama yang memerlukan konsentrasi
dalam waktu lama, walaupun bentuknya permainan.
2. Jika
diajak berbicara sulit memperlihatkan perhatian kepada lawan bicaranya.
3. Mudah
berubah perhatian terutama jika ada bentuk stimulus dari luar.
4. Menjawab
atau berkata spontan tanpa pikir, sering tidak ada hubungannya dengan yang
sedang menjadi topik pembicaraan.
5. Di
tempat duduk sering gelisah, suka bergerak; sulit mempertahankan diri untuk
diam lebih dari lima menit.
6. Sering
melontarkan pertanyaan tak bermakna selama pelajaran.
7. Suka
mengganggu teman-temannya, membuat gaduh, tidak mudah menurut tata disiplin
kelas.
8. Sering
menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
9. Sering
meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
10. Sering
berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak
selayaknya.
11. Sering
tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
12. Selalu
bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak
pernah habis.
13. Sering
terlalu banyak bicara.
14. Sering
sulit menunggu giliran.
15. Sering
memotong atau menyela pembicaraan.
16. Jika
diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis
terhadap lawan bicaranya).
17. Kemampuan
akademik tidak optimal
18. Kecerobohan
dalam hubungan social
19. Kesembronoan
dalam menghadapi situasi yang berbahaya
20. Sikap
melanggar tata tertib secara impulsive
Cara-cara mengatasi anak yang tidak bisa diam /
hyperaktif :
1. Jangan
Panik
2. Jangan
Larang
3. Beri
Peringatan
4. Beri
Pujian
5.Hukuman
Ringan
6. Beri
Arahan / Nasehat Yang Baik
7. Jangan
Putus Asa
8. Sabar
Dan Tetap Tersenyum
9. Tetap
Semangat Dan Optimis
10. Inti
dari kesembilan Hal diatas yaitu Doa
- SARAN
Dari pembahasan yang sudah diuraikan pada bab iii,
maka adapun saran yang saya tujukan bagi para orang tua maupun pendidik khususnya
anak usia dini untuk sedini mungkin melakukan upaya deteksi dini terhadap
gangguan-gangguan perkembangan yang mungkin muncul dalam diri anak sehingga
sedini pula gangguan tersebut dapat ditangani secara khusus.
DAFTAR
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar