Kamis, 12 Desember 2013

Saidah - Perilaku Anak yang Sering Berkata Kasar / Kotor



BIMBINGAN DAN KONSELING DI PAUD
Tugas Observasi
Rahman, S.Pd., M.Pd



Disusun Oleh
Saidah
1205125024


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA
2013




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Seorang anak biasanya mengucapkan kata-kata yang mereka dapatkan dari lingkungan mereka bukan tidak mungkin kata-kata yang biasa didengar oleh anak akan membentuk pribadi anak sesuai dengan kata-kata yang mereka dengar. Seorang anak yang memperoleh bahasa pertama berupa kata-kata kotor, maka anak tersebut akan menirunya dan mengucapkannya hingga ia dewasa. Selanjutnya, perilakunya akan terpengaruh pula. Lingkungan juga mempunyai peranan penting terhadap perkembangan bahasa pertama anak. seorang anak yang tumbuh di lingkungan dengan kondisi sosial buruk, akan memperoleh kata-kata yang buruk untuk didengar. Kata-kata tersebut kemudian diulang-ulangnya, meskipun dia tidak tahu apa artinya. Bahkan terkadang, ketika menangis pula kata tersebut mereka ucapkan tanpa sadar.
Berdasarkan hal itu penulis tertarik untuk meneliti tentang anak yang yang berkata-kata kotor , apa penyebabnya dan bagaimana membimbing agar anak tidak berkata kotor lagi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah faktor penyebab utama anak berkata kotor ?
2.      Bagaimana upaya yang harus dilakukan kepada anak yang sering berkata kotor ?
3.      Bagaimana cara membimbing anak yang berkata kotor agar tidak berkata kotor lagi ?

C.    Tujuan
Agar mengetahui penyebab utama anak berkata kotor , upaya yang dilakukan kepada anak yang sering berkata kotor dan cara membimbing anak yang berkata kotor agar tidak berkata kotor lagi.




BAB II
DASAR TEORI
A.     Definisi Bahasa Kotor
Banyak orangtua yang merasa sudah memerhatikan perkembangan dan lingkungan si kecil dengan seksama, tapi tiba-tiba menemukan si kecil melontarkan
kata-kata yang kasar dan jorok di hadapan kita. Hal ini tentu sangat mengejutkan karena Anda merasa di rumah tak ada yang berlaku seperti itu. Orangtua pun akan khawatir jika si kecil akan mendapat pengaruh buruk dari lingkungan yang lain dan mulai mencari solusi agar si kecil tak terkontaminasi lebih parah.


Perkataan jorok adalah perkataan yang tidak pantas bagi norma yang berlaku. Selain karena faktor lingkungan dan model keluarga, juga dapat disebabkan karena keinginan anak untuk mendapatkan perhatian dari lingkungannya. adapun jenis-jenis kata kotor itu yaitu sebagai berikut:
a.       Profanity (mempermainkan kata-kata suci seperti Tuhan)
b.      Cursing (menyumpahi orang seperti brengsek, sialan dan kurang ajar)
c.       Obscenity (menggunakan kata yang menggunakan konotasi seksual atau mencemooh seperti bodoh dan sinting)

B.      Teori Behaviorisme
Dalam teori behaviorisme yang perlu dianalisa hanyalah perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organism sebagai pengaruh lingkungan. Behavorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional. Behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh fakor-faktor lingkungan. Dalam artian teori belajar merupakan teori yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Dari hal ini, timbulah konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus).
C.    Tahap Perkembangan Bahasa Anak
M. Schaerleakens (1977) membagi fase-fase perkembangan bahasa anak dalam empat periode. Perbedaan fase-fase ini berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang khas pada setiap periode. Adapun tahap - tahap tersebut sebagai berikut :
1)      Tahap Prelingual (usia 0 – 1 tahun)
Disebut demikian karena anak belum dapat mengucapkan ‘bahasa ucapan’ seperti yang diucapkan orang dewasa, dalam arti belum mengikuti aturan-aturan bahasa yang berlaku. Pada periode ini anak mempunyai bahasa sendiri, misalnya mengoceh sebagai ganti komunikasi dengan orang lain. Contohnya baba,mama, tata, ayng mungkin merupakan reaksi terhadap situasi tertentu atau orang tertentu sebagai awal suatu simbolisasi karena kematangan proses mental pada usia 9-10 bulan.

2)      Tahap Lingual Dini (1 – 2,5 tahun)
Pada periode ini anak mulai mengucapkan perkataannya yang pertama, meskipun belum lengkap. Misalnya: atia (sakit), agi (lagi), itut (ikut), atoh (jatuh). Pada masa ini beberapa kombinasi huruf masih sukar diucapkan, juga beberapa huruf masih sukar untuk diucapkan seperti r, s, k, j, dan t. pertambahan kemahiran berbahasa pada periode ini sangat cepat dan dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu:
a)      Periode kalimat satu kata ( holophrare)
      Menurut aturan tata bahasa, kalimat satu kata bukanlah suatu kalimat, karena hanya terdiri dari satu kata, tetapi para ahli peneliti perkembangan bahasa anak beranggapan bahwa kata-kata pertama yang diucapkan oleh anak itu mempunyai arti lebih dari hanya sekedar suatu ‘kata’ karena kata itu merupakan ekspresi dari ide-ide yang kompleks, yang pada orang deawasa akan dinyatakan dalam kalimat yang lengkap.
      Contohnya: ucapan “ibu” dapat berarti : Ibu kesini! Ibu kemana? Ibu tolong saya!, Itu baju ibu, Ibu saya lapar, dst.
b)      Tahap kalimat dua kata
      Dengan bertambahnya perbendaharaan kata yang diperolah dari lingkungan dan juga karena perkembangan kognitif serta fungsi-fungsi lain pada anak, maka terbentuklah pada periode ini kalimat yang terdiri dari dua kata.
Pada umunya, kalimat kedua muncul pertama kali tatkala seorang anak mulai mengerti suatu tema dan mencoba untuk mengekspresikannya. Hal ini terjadi pada sekitar usia 18 bulan, dimana anak menentukan bahwa kombinasi dua kata tersebut mempunyai hubungan tertentu yang mempunya makna berbeda-beda, misalnya makna kepunyaan (baju ibu), makna sifat (hidung pesek), dan lain sebagainya.
c)      Kalimat lebih dari dua kata
      Kalau ada lebih dari dua kata di bidang morfologi belum terlihat perkembangan yang nyata, maka pada periode kalimat lebih dari dua kata sudah terlihat kemampuan anak di bidang morfologi. Keterampilan membentuk kalimat bertambah, terlihat dari panjangnay kalimat, kalimat tiga kata, kalaimat empat kata, dan seterusnya. Pada periode ini penggunaan nahasa tidak bersifat egosentris lagi, melainkan anak sudah mempergunakan untuk komunikasi dengan orang lain, sehingga mulailah terjadi suatu hubungan yang sesungguhnya antara anak dengan orang dewasa. 

3)      Tahap Diferensiasi (usia 2,5 – 5 tahun)
Yang menyolok pada periode ini adalah keterampilan anak dalam mengadakan diferensiasi dalam penggunaan kata-kata dan kalimat-kalimat. Secara garis besar cirri umum perkembangan bahasa pada periode ini adalah sebagai berikut:
Pada akhir periode secara garis besar anak telah menguasai bahasa ibunya, artinya hukum-hukum tatabahasa yang pokok dari orang dewasa telah dikuasai. Perkembangan fonologi boleh dikatakan telah berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan konsonan yang majemuk dan sedikit kompleks. Perbendaharaan kata sedikit demi sedikit mulai berkembang. Kata benda dan karta kerja mulai lebih terdiferensiasi dalam pemakaiannya, hal ini ditandai dengan penggunaan kata depan, kata gati dank at kerja bantu. Fungsi bahasa untuk komunikasi benar-benar mulai berfungsi. Persepsi anak dan pengalamannya tentang dunia luar mulai ingin dibaginya dengan orang lain, dengan cara memberikan kritik, bertanya, menyuruh, membri tahu dan lain-lain. Mulai terjadi perkembangan di bidang morfologi, ditandai dengan munculnya kata jamak, perubahan akhiran, perubahan kata karja, dan lain-lain.

4)      Tahap Perkembangan bahasa sesudah usia 5 tahun
Dalam periode ini ada anak dianggap telah menguasai struktur sintaksis dalam bahasa pertamanya, sehingga ia dapat membuat kalimat lengkap. Jadi sudah tidak terlalu banyak masalah. Menurut Piaget, pada periode ini perkembangan anak di bidang kognisi masih berkembang terus sampai usia 14 tahun, sedangkan peranan kognisi sanga t besar dalam penggunaan bahasa. Dengan masih terus berkembangnya kognisi, dengan sendirinya perkembangan bahasa juga masih berkembang.
Ada beberapa penelitian tentang perkembangan bahasa sesudan usia 5 tahun, antara lain penelitian yang dilakukan oleh A. Karmiloff Smith yang menyelidiki bahasa anak-anak sekolah (1979) yang menyatakan bahwa antara usia 5 – 8 tahun muncul cirri-ciri baru yang khas pada bahasa anak, yaitu kemampuan untuk mengerti hal-hal yang abstrak pada taraf yang lebih tinggi. Baru kemudian sesudah anak usia 8 tahun bahasa menjadi alat yang betul-betuk penting baginya untuk melukiskan dan menyampaikan pikiran.
Dalam bidang semantic terlihat kemajuan-kemajuan yang tercermin pada penambahan kosa kata, dan penggunaan kata sambung secara tepat. Tetapi aturan sintaksis khusus untuk pembuatan kalimat konteks baru dikuasai secara bertahap antara usia 5 – 10 tahun. Selanjutnya pada usia 7 tahun baru dapat menggunakan kalimat pasif, maksudnya mengerti aturan-aturan tatabahasa mengenai prinsip-prinsip khusus, bertidak ekonomis dalam mengungkapkan sesuatu serta menghindari hal-hal yang berlebihan. Sampai SMP keterampilan bicara lebih meningkat, sintaksis lebih lengkap dengan variasi-variasi struktur dan variasi-variasi kata, baik kekomplekan kalimat tulis maupun lisan.

BAB III
PEMBAHASAN
A.    Analisis
Nama                             : Ahmad Ramadahani
Tempat Tanggal Lahir : Tenggarong, 25 September 2008
Jenis kelamin                : laki-laki
Umur                            : 5 tahun
Agama                          : Islam
Sekolah                        : TK Ar-Raffah
Dani anak yang lucu. Usianya baru 5 tahun orangnya putih tinggi dan hidungnya mancung. Anaknya sangat menyenangkan dan menggemaskan. Anak pertama dari 2 bersaudara, Berbahasa atau berbicaranya kurang lancar tapi anak ini mudah menirukan kata kata yang dia dengar dari teman temannya atau orang dewasa lainnya sehingga sringkali dia berkata kasar dan kotor saat dia marah atau kecewa maka kata kata seperti makian itu keluar dari mulutnya bahkan dia tidak peduli siapa lawan bicaranya . kata-kata yang tidak baik di ucapkan anak ini mengingat apa yang didengarnya dengan anak seusia 5 tahun yang tidak tau arti yang mana kata yang baik dan apa arti dari kata itu dia hanya meniru apa yang dia dengar.
Selain itu, termasuk anak yang pemalu apabila bertemu dengan orang yang baru kenal, susah beradaptasi dengan lingkungan baru apabila berada di lingkungan baru anak ini banyak diam , kurang  tertarik dengan alat permainan dia lebih tertarik  kepada orang  untuk bermain langsung  bersama teman teman nya , dia ini sering bermain dengan meniru gaya tokoh kartun seperti power rangers , satria bajahitam , ultraman dll . karena anak ini sering menonton filem tersebut akibat nya anak ini sering menirukan gaya gaya seperti tokoh kartun itu dari tingkah lakunya tersebut berdampaklah kepada teman – temannya atau orang lain bahkan sering temannya nangis karena aksi dia memukul temannya dengan menirukan gaya pukulan tokoh kartun tersebut. dapatkan dari lingkungannya. anak ini juga termasuk anak yang mandiri karena dengan kesibukan kedua orang tuanya dengan pekerjaanya anak ini dibiasakan dengan apa apa sendiri seperti mandi , cuci setelah buang air besar berbaju sendiri tapi anak ini tidak bertanggung jawab apabila setelah bermain atau makan tidak bisa merapikankan nya kembali.

B.     Sintesis Anak
Dari analisis di atas saya dapat menyimpulkan bahwa anak tersebut adalah anak yang pintar karena dia bisa menangkap dengan cepat apa yang didapatnya atau didengarkannya tapi disini peran orang tua sangatlah penting untuk selalu memantau perkembangan anaknya baik bahasa dan social emosionalnya karena anak seusia ini butuh perhatian khusus agara tidak menyimpang apa . susah nya beradaptasi dengan lingkungan yang baru bisa disebabkan karena bahasa atau cara bicara anak ini tidak cukup jelas, pada saat pengucapan bahasa anak ini tidak sepenuhnya bisa mengucapkan hanya suku kata depannya saja  sehinggan ketidak percaya diri anak ini kurang dan dia merasa takut kalau orang lain tidak memahami apa yang dia katakan.
C.    Diagnosis
Melihat dari analisis dan sintesis penyebab utama dari kenapa anak itu mudah berkata-kata yang kotor , memaki dan berbicara keras dia sering bergaul atau berteman yang tidak seusianya teman anak ini kebanyakan sudah mengenyam pendidikan di bangku sekolah dasar sedangkan dia baru Taman Kanak-Kanak dan dia jarang bergaul dilingkungan sekitar rumahnya . anak ini lebih sering bergaul dipasar hampir setiap hari dari dia pulang sekolah sekitar jam 11 WITA– 06 WITA sore anak ini selalu berada dipasar karena kedua orang tuanya berjualan tidak ada yang menjaga dia kalau dia ditinggal dirumah. Saya pernah mengamati atau melihat anak itu bermain dipasar . memang pada saat mereka bermain mereka sering mengolok-nglokin temannya dan berkata kata kasar walaupun sambil bercanda. Anak ini bertemu tiap hari dengan orang yang tidak dapat mengendalikan kata kotor dan kasar sehingga sanggat mempengaruhi anak ini  anak disana kurang perhatian dari orang tua sehingga tidak ada yang menegurkan mereka. Dan mereka beranggapan bahwa apa yang mereka katakana itu wajar.



D.    Prognosis
Upaya pertama yang saya lakukan yaitu memperkenalkan diri saya kepada anak dan mengenal diri anak lebih jauh agar pada saat saya melakukan treatment saya tidak mengalami kesulitan untuk mengubah anak agar tidak berkata kotor lagi. Hal ini sangat perlu karena apabila kita sudah dekat kepada anak maka anak mudah untuk mengikuti apa yang kita mau.

E.     Treatment
Penanganan yang saya lkukan selama sebulan terhadap anak yang suka berkata kotor/kasar , yaitu :
1.      Ikut bermain bersama anak
Beberapa kali saya ikut bermain bersama anak di pasar. Ini saya lakukan agara anak merasa dekat dengan saya . saat saya menemani anak itu apabila anak mengeluarkan kata kasar saya selalu menegurnya “  dani , mulutnya” . sontak dani akan diam.

2.      Selalu menanyakan arti kata
Menanyakan arti kata yang selalu dia ucapkan. Dari sinilah kita dapat memberikan penjelasan kepada anak tentang kata kasar/kotor yang dia ucapkan. Contoh dani mengucapkan kata babi saat. Saya bertanya “babi itu apa dani? Temannya itu apa , babi atau manusia? Kalau manusia kenapa dikatakan babi? Dari pertanyaan pertanyaan itulah dani memahami dan dia sadar bahwa kata babi itu tidak pantas dikatakan kepada teman atau orang lain.

3.      Mengubah kata kasar
Treatmen yang satu ini saya memetik dari sebuah blog, saya terapkan ke dani saya berharap treatment yang satu ini bisa membantu saya mengubah kebiasaan dani yang sering berkata kasar.  Yaitu membiasakan dani setiap  akan mengeluarkan kata-kata yang jelek, kita harus menahannya sampai di leher saja. Lalu kita harus mengeluarkannya menjadi kata-kata yang bagus. Apabila dia ingin memaki maka mengatakan bodoh atau memaki nnlainnya maka diganti kata “hore” dan apabila mengeluarkan kata-kata binatang seperti babi atau anjing makan diganti “kupu-kupu”   yang akan kita keluarkan kalau kita lagi kesal. Apabila melanggar akan mendapat sanksi yaitu akan di teriaki dengan teriakan “Huuuu!” lalu disuruh melompat dengan dua kaki sebanyak lima kali. Setelah satu bulan menerapkan aturan ini, tampak banyak perubahan yang terjadi pada dani.
4.      Memberikan reward atau pujian
Pada saat dani bisa mengubah kata-kata kasar menjadi kata-kata baik, saya selalu memberikan pujian dengan mengatakan “anak pintar” sambil mengajukan 2 jempol dan sesekali saya  memberikan sesuatu yaitu permen atau coklat.  Karena anak akan senang pada saat perubahan atau usaha mereka dihargai dengan memberikan hadiah.

5.      Bercerita tentang akibat berkata kasar/kotor
Treatment bercerita saya lakukan kepada dani saat 2 minggu setelah pendekatan berlangsung saya membuat cerita tentang dampak anak berkata kasar/kotor. Cerita ini menceritakan bahwa bekata kasar itu sangat merugikan diri sendiri yaitu : tidak punya banyak teman , tidak disayang Allah dan Allah akan marah , lidahnya akan dipotong dihari kiamat nanti. Saat bercerita dani sangat antusias mendengarkannya , dan hari hari berikutnya apabila dani mengeluarkan kata-kata kotor/ kasar saya selalu memberitahukan “dani mau tidak disayang Allah , dani mau Allah marah sama dani”. Treatmen ini sangat membantu saya untuk mengubah dani.
Dari beberapa treatment di atas yang saya lakukan kepada anak selama sebulan ini sudah sedikit mengalami perubahan kepada anak yang saya teliti sekitar 50% dia tidak mengeluarkan kata-kata kasar/kotor lagi  apabila dia marah kepada mama atau bapaknya dia hanya berteriak tanpa mengeluarkan kata, biasanya anak ini mengeluarkan kata “bodoh” , tapi masih kadang kadang anak ini keceplosan apabila dia marah kepada teman temannya.
D.    Komentar
1.      Risha Vahri Nidya
Adakah alternatif lain yang menurut anda dapat mengubah kata-kata kasar yang diucapkan anak, dimohon penjelasannya?

Jawab:
Mengubah sifat anak yang terbiasa berucap kasar sangat lah sulit tidak seperti membalik telapak tangan karena anak sudah terbiasa, alternative lainnya adalah juga membiasakan anak untuk berkata baik, peran orang tualah disisni untuk memberikan contoh kepada anak. Jika anda mendengar si kecil berkata kasar dan jorok, segera beritahu artinya secara singkat dan jelas. Beritahukah juga akibatnya jika ia mengucapkan kata-kata tersebut kepada orang lain. Jelaskan pada anak kata-kata apa saja yang boleh diucapkannya ketika ia emosi. Karena usia anak TK umumnya senang mempelajari kosakata baru. Pada usia ini, kemampuan bahasa dan menyerap informasi sedang berkembang dengan pesat. Minat untuk mencoba-coba dan mengeksplorasi hal-hal yang baru sangat tinggi, termasuk mencoba perilaku negatif tanpa ia sadari. Maka kita harus selalu mengarahkan anak kepada hal-hal yang positif.

2.      Elisa Juliana
apakah ada penyebab lain yang menyebabkan anak berkata kotor selain dikarenakan oleh lingkungan dan teman-temannya ?

jawab :
Penyebab anak berkata kata kasar itu banyak , dari lingkungan atau teman-temannya , bisa juga karena tanyangan telivisi , dari tayangan televisi anak mendapatkan dan menirukan kosak kata dan prilaku yang negative , bahkan sekarang acara tv yang dikhususkan untuk anak pun menyajikan tayangan yag berkata tidak sesuai dengan anak . contohnya acara kartun yang selalu melawan perkataan orang tuanya (maaf gak nyebutin judul) coba kita perhatikan kosak kata yang dia keluarkan sangat kurang mendidik dan tidak layak untuk ditonton anak-anak.


3.      Syarifah Nabila Noor
orang tuanya seperti membiarkan dani berbahasa kotor ya, bagaimana pola asuh orang tua dani sehingga dia bisa berbahasa kotor? apakah orang tua nya pernah bertengkar di depan dani?

Jawab:
Pola asuh yang di terapkan kepada anak ini yaitu pola asuh yang bersifat permisif , Pola asuh Permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Orang tua anak ini cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak ini salah, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka ini dikarenakan orang tuanya sangat sibuk akan pekerjaannya sehingga tidak dapat mengontrol perkembangan bahasa anak dan perkembangan lainnya. Anak ini berkumpul pada saat malam hari saja , saat pagi hari anak sekolah sampai jam 11:00wita, sehabis pulang sekolah anak itu dibiarkan bermain hingga sore sekitar jam 05:00, maka waktu bersama pun hanya malam hari. Waktu dimalam hari itu sangat sedikit untuk memantau atau membimbing anak , sehingga anak ini kurang nya perhatian dari orang tuanya.
            Untuk penyebab apakah orang tua dani pernah bertengkar dihadapan dani ? ini bisa kemungkinan terjadi karena pada saat saya melakukan pengamatan sebulan ini saya tidak menemukan perkelahian antara kedua orang tuanya, tapi pernah saya temui pada saat orang tuanya memarahi dani ada terucap kata kasar yang dilontarkan orang tuanya kepada anak ini. Nah mungkin ini salah satu factor juga yang mempengaruhi anak ini berkata kotor.

4.      Vanessa Iven Herlinda
anak berbahasa kotor tersebut apakah bisa dikatakan sebagai anak yang mempunyai tipe kepribadian choleric ? karena anak choleric itu mempunyai ciri-ciri anak yang susah diatur dan juga keras kepala.

Jawab:
Menurut pendapat saya anak yang berkata kasar itu tidak dapat disebut anak yang mempunyai kepribadian choleris karena Seorang yang berkepribadian choleris itu tipe orang yang hidup dengan aktif. Dia tidak butuh digerakkan dari luar, malah mempengaruhi lingkungannya dengan gagasan-gagasannya, rencana, tujuan, dan ambisi-ambisinya yang tak pernah surut. malah mudah terpengaruh oleh lingkungannya bukan dia yang mempengaruhi.
 Sedangkan anak yang saya amati ini dia termasuk anak tipe Sanguini karena melihat dari kepribadian anak tersebut:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu)
* Senang berkumpul bersama teman temannya untuk bermain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Menyukai hal-hal yang spontan
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka nge-Gank)
* RKP (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias)
* Mudah berubah-ubah
* Egoistis
5.      Nur Mayasari
Dengan anda telah memberi anak ini beberapa treatment dan hasilnya pun mengalami perubahan yang sangat baik 50%, bisa dikatakan anda berhasil mengubah kebiasaannya. Tetapi bagaimana jika anda tidak membimbingnya lagi dan anak ini pun masih bergaul dengan teman-temanya dipasar. Apakah kejadian seperti ini(berkata kasar) dapat terulang kembali? Apakah anda harus terus membimbingnya sampai ia tumbuh dewasa dan mengerti bahwa yang ia ucapkan itu memiliki arti yang buruk?

Jawab:
Untuk pertanyaan yang pertama apakah akan terulang kembali anak berkata kasar pada saat tidak dibimbing lagi ? jawabanya pun iya, karena pada saat sebulan penuh saya membimbinganya agar anak bisa tidak berkata kotor lagi saya hanya dapat merubah anak itu sekitar 50% saja tidak berubah total sehingga anak tidak berkata kotor lagi. 50% berubah dan 50% belum berubah itu bisa menjadikan anak untuk kembali berkata kata kotor karena dari 50% yang belum berubah itu lah bisa dibawanya kembali lagi dalam kehidupannya, bahkan tidak dipungkiri dari perubahannya itu bisa saja akan dia lakukan kembali setelah kita tidak membimbingnya. Dan apakah saya harus membimbingnya lagi? Pada saat saya selesai membimbing anak itu saya memberikan penjelasan kepada orang tuanya harus terus memantau perkembangan bahasa anak ini dan hendaknya bisa memanage waktu untuk anak. Kapan ia bermain? Kapan ia istirahat? Dll. Orang tua yang bertemu setiap hari dengan anak dan akan lebih mudah untuk memantau anak , mungkin saya sesekali akan bertemu anak itu dan membimbingnya kembali.

6.      Miratu Lailita
Saya pernah mendengar bahwa jika semakin dekat atau semakin akrab seseorang dengan seseorang lainnya khususnya dalam pertemanan, maka bahasa yang digunakan akan makin semakin tidak bisa di tolerir, sebagai contoh jika kita sudah merasa akrab dengan seseorang kita kadang" menggunakan bahasa kasar namun bukan untuk menyakiti melainkan hanya untuk gurauan saja, yang jika kita masukan kedalam bahasa Indonesia dikatan dengan Ragam Bahsa Akrab. Dalam kasus ini saya melihat Dani juga melakukan hal yang sama , hanya saja jika di dalam dunia pendidikan tidak bisa menerima alasan yang seperti itu khususnya bahasa kasar, apalagi Dani yang masih dikatakan anak-anak, disinilah pentingnya peran orang tua untuk mengawasi perilaku anaknya dalam berkehidupan sehingga kasus seperti Dani ini bisa di hindari sejak dini. Namun dalam hal ini peran seorang guru juga sangat penting karena guru bisa mengajarkan beberapa sikap yang mungkin tidak di mengerti oleh orang tua nya.

Jawab:
komentarnya sangat bermanfaat dan menambah wawasan. saya setuju bahwa peran orang tua dan guru untuk menanamkan sikap yang baik terhadap anak sejak dini akan sangat berpengaruh kepada masa kedepannya dikehidupan anak , apabila anak sejak dini berprilaku negatif tidak kemungkinana akan negatif pula kedepannya , maupun sebaliknya yang positif maka kedepannya akan positif.

7.      Lily Ananda
Jika dani mengeluarkan kata kotor kepada orang lain yang tidak dikenalnya dengan spontan si korban yg dikatakan dengan kata kotor dgn dani memukul mulut dani , apakah itu tindakan yg wajar atau bagaimana ?

Jawab:
perlu kita ketahui orang menegeluarkan emosi itu sangat berbeda beda , ada yang dengan memaki , berteriak , nangis , memukul dan lain lain. wajar tidak wajar nya itu bisa kita lihat siapakah yang memukul itu anak-anak atau orang dewasa? apabila yang memukul itu anak-anak itu wajar saja karena mereka sama sama memiliki emosi yang tidak stabil dan anak yang memukul itupun masih dalam bimbingan . apabila yang memukul itu orang dewasa menurut saya tidak wajar karena anak boleh diberikan hukuman atas perkataan kasarnya dengan tidak menyentuh fisiknya karena banyak alternatif lain yang bisa dilakukan tanpa memukul anak.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Anak yang sering berkata kotor/kasar penulis mampu menarik  kesimpulan bahwa perkembangan bahasa anak baik/buruknya sangatlah tergantung pada lingkungan mereka di besarkan dan pola asuh oang tua nya.
B.     Saran
Hendaknya kita sebagai orang dewasa sangat perlu memeperhatikan perkembangan bahasa anak agar perekembangan bahasa anak tidak salah , tidak boleh berkata kasar/jorok didepan anak karena anak sangat mudah menangkap apa yang dia dengar dan dia akan mencontohkan kedalam kehidupan sehari-hari , disinilah peran orang tua, guru dan orang dewasa untuk membantu perkembangan dan memberi penjelasan bahwa kata-kata kotor itu tidak baik , karena prilaku anak yang kurang baik apabila dibiarkan akan terbawa atau berpengaruh kepada kehidupan dewasanya dan akan menjadi kebiasaan.



DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar