TUGAS MAKALAH INDIVIDU BIMBINGAN DAN KONSELING DI PAUD
“ POLA ASUH ANAK HIPERAKTIF”
DISUSUN OLEH :
LILY ANANDA
(1205125022)
DOSEN PEMBINA : Rahman, S.Pd , M.Pd
PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perilaku
siswa-siswi usia sekolah saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah
anak-anak yang sangat sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak
memperhatikan pelajaran di kelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami
gangguan dalam perkembangannya yaitu gangguan hiperkinetik yang secara luas di
masyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.
Anak
hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).
Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang
demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping
karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak
hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan guru atau
teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru
kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa
maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak
yang hiperaktif tersebut supaya mereka dapat memaksimalkan potnsi diri dan
meningkatkan prestasinya.
Ditinjau
secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal
yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan
perhatian. Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan
pemusatan perhatian.
Gangguan
ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga
rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.
Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi
otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger
otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi,
keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.
Pendekatan
ini yaitu dengan adanya bimbingan konseling berupa layanan / treatment yang
sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak
akan memperoleh haknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa
terkecuali, karena pengajaran yang diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan
dan kesulitan yang dimilikinya.
B.
Rumusan Masalah
Apa
pengertian anak Hiperaktif ?
Mencari
Analisi, Sintesis,
Kesimpulan
sementara Anak Hiperaktif (Reihan) ?
Apa
faktor-faktor penyebab Hiperaktif pada anak ?
Bagaimana
penanganan untuk anak Hiperaktif ?
BAB
II
DASAR
TEORI
A.
Anak
yang Hiperaktif
Disini saya akan meneliti anak yang
hiperaktif, yaitu yang bernama Reihan yang tidak bisa diam dan reihan termasuk
anak yang Hiperaktif.
Anak
hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).
Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome.
Gangguan
hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini
(sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian,
hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat
berlanjut hingga dewasa.
Dr.
Seto Mulyadi dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan
pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu
pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan
sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak
hatinya atau impulsif.
Sani
Budiantini Hermawan, Psi., “Ditinjau secara psikologis hiperaktif adalah
gangguan tingkah laku yang tidak normal, disebabkan disfungsi neurologis dengan
gejala utama tidak mampu memusatkan perhatian.
Para
ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka membagi
ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
1. Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
Mereka
sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif. Mereka tidak
menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak perempuan.
Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang berada “di
awang-awang”.
2. Tipe anak yang
hiperaktif dan impulsive
Mereka menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan
impulsif, tetapi bisa memusatkan perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada
anak- anak kecil.
3. Tipe gabungan
Mereka sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif
dan impulsif. Kebanyakan anak anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang
dimaksud dengan hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang
menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak menaruh perhatian dan
impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan
tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang disukai oleh
anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari
satu fokus ke fokus yang lain. Mereka seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu
yang menarik dan mengasikkan namun tidak kunjung datang.
B.
Ciri-ciri Anak Hiperaktif
Ciri utama anak yang menderita ADHD, yaitu:
1. Tidak ada
perhatian
Ketidakmampuan
memusatkan perhatian atau ketidak mampuan untuk berkonsentrasi pada beberapa
hal seperti membaca, menyimak pelajaran. Dan sering tidak mendengarkan
perkataan orang lain.
2. Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi.
Misalnya berbicara terus menerus, tidak mampu duduk diam, selalu bergerak, dan
sulit tidur.
3. Impulsif
Sulit untuk menunggu
giliran dalam permainan, sulit mengatur pekerjaannya, bertindak tanpa dipikir,
misalnya mengejar bola yang lari ke jalan raya, menabrak pot bunga pada waktu
berlari di ruangan, atau berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
4. Menentang
Anak dengan gangguan hiperaktivitas umumnya memiliki
sikap penentang/pembangkang atau tidak mau dinasehati. Misalnya, penderita akan
marah jika dilarang berlari ke sana kemari, coret-coret atau naik-turun tak
berhenti. Penolakannya
juga bisa ditunjukkan dengan sikap cuek.
5. Destruktif
Perilakunya bersifat destruktif atau merusak. Ketika
menyusun lego misalnya, anak aktif akan menyelesaikannya dengan baik sampai
lego tersusun rapi. Sebaliknya anak hiperaktif bukan menyelesaikannya malah
menghancurkan mainan lego yang sudah tersusun rapi. Terhadap barang-barang yang
ada di rumah, seperti vas atau pajangan lain, kecenderungan anak untuk
menghancurkannya juga sangat besar. Oleh karena itu, anak hiperaktif sebaiknya
dijauhkan dari barang-barang yang mudah dipegang dan mudah rusak.
6. Tanpa tujuan
Semua aktivitas dilakukan tanpa tujuan jelas. Kalau anak
aktif, ketika naik ke atas kursi punya tujuan, misalnya ingin mengambil mainan
atau bermain peran sebagai Superman. Anak hiperaktif melakukannya tanpa tujuan.
Dia hanya naik dan turun kursi saja.
7. Tidak sabar dan usil
Yang bersangkutan juga tidak memiliki sifat sabar. Ketika
bermain dia tidak mau menunggu giliran. “Ketika dia ingin memainkan
mobil-mobilan yang sedang dimainkan oleh temannya, dia langsung merebut tanpa
ba-bi-bu,” komentar Sani. Tak hanya itu, anak hiperaktif pun seringkali
mengusili temannya tanpa alasan yang jelas. Misalnya, tiba-tiba memukul,
mendorong, menimpuk, dan sebagainya meskipun tidak ada pemicu yang harus
membuat anak melakukan hal seperti itu.
8. Intelektualitas rendah
Seringkali intelektualitas anak dengan gangguan
hiperaktivitas berada di bawah rata-rata anak normal. Mungkin karena secara
psikologis mentalnya sudah terganggu sehingga ia tidak bisa menunjukkan
kemampuan kreatifnya.
Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif diantaranya ialah
sebagai berikut :
- Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
- Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
- Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
- Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
- Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
- Sering terlalu banyak bicara.
- Sering sulit menunggu giliran.
- Sering memotong atau menyela pembicaraan.
- Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Analisis
1.
Nama : Muhammad Reihan
2.
Tempat
tanggal lahir : Samarinda, 15 Agustus
2008
3.
Umur : 5 Tahun 4 bulan
4.
Agama : Islam
5.
Sekolah : TK Bunga Harapan
6.
Tinggi
Badan : 116 cm
7.
Berat
Badan : 25 kg
8.
Nama
Orangtua
Ayah : Wahyudi
Ibu : Nani Wahyuni
9.
Ciri-ciri
si anak : Putih, agak gemuk,
rambut agak botak, mata sipit,
hidung pesek.
10.
Bakat : Pintar menghitung
(Matematika)
11.
Cita-cita :
Ingin menjadi Polisi
12.
Catatan
anekdot : Reihan di sekolah suka
berteriak dengan sangat keras
B.
Sintesis
Reihan di rumah
sangat aktif sekali tidak bisa diam, suka berteriak dengan sangat nyaring, ia
sangat hobi mengutak-atik mainan dan merusak mainan dirumahnya terkadang tanpa alasan
yang jelas sangat sering sekali memukul orang yang lebih tua tidak memandang
itu siapa. Dan dia sering melawan orangtua nya sedangkan di sekolah reihan jika
di nasehati oleh guru akan nurut tetapi mood reihan sangat cepat berubah-rubah
seperti senang, kemudian tiba-tiba marah sendiri tanpa ada sebab, dan menangis
histeris. Dugaan sementara Reihan mengalami gangguan anak ADHD hiperaktif (
gangguan pemusatan perhatian )
C.
Diagnosis
Penyebab reihan
menjadi anak hiperaktif adalah karena kurangnya perhatian dari orangtua ,
karena ayah dan ibu reihan sibuk bekerja diluar rumah sehingga sebelum memasuki
sekolaah taman kanak-kanak reihan dititipkan atau diasuh oleh orang lain dan
pada saat persalinan reihan dilahirkan dengan ketuban yang tidak pecah maka orang jawa
menyebutnya dengan kakang kawah karena keluarnya duluan dibanding si bayi)
kemudian di susul dengan bayinya keluar kemudian terakhir keluar adalah ari ari
(maka disebut adi ari ari).
Penyebab
lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi otak,
serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger otak,
trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi,
keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.
D.
Prognosis
Bantuan yang dapat atau mungkin
diberikan kepada reihan sesuai dengan masalah yang dihadapi sebagaimana yang
ditemukan dalam langkah diagnosis.
Cara mengatasi
anak yang Hiperaktif :
a.
Hubungan yang baik antara orang tua dengan anak
·
Mengidentifikasi segi positif.
Tidak ada anak yang benar-benar berantakan tanpa
mempunyai segi
positif, sekalipun ia tergolong anak yang hiperaktif.
Satu hal yang salah
dan sering terjadi, bahwa orang tua mengukur segi positif
anak dengan
saudara
sekandung atau teman sebayanya. Perlu disadari bahwa setiap anak mempunyai
perkembangan yang berbeda meskipun saudara sekandung. Beberapa peraturan bagi
anak dapat dibuat dengan memenuhi syarat berikut : jelas dan tidak abstrak, diawali dengan peraturan
mudah dalam waktu yang pendek, tidak dengan marah ketika menerangkannya pada
anak, sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan tidak terlalu banyak.
· Memberi hadiah
Misalnya jika anak berhasil mngerjakan tugas sekolah
misalnya, langsung diberikan hadiah, yang bersifat menyenangkan hati anak,
konsisten yang berarti diberikan bagi anak yang benar-benar berhasil dan bukan
karena rengekan, disampaikan dengan hangat dan dibarengi dengan pujian.
Sesekali mengajak anak menyalurkan energinya di tempat yang lebih luas,
misalnya di taman. Jika orang tua merasa butuh pertolongan, anak bisa dibawa ke
klinik spesialis terpadu. Disana anak akan dibantu oleh beberapa ahlinya dalam
ilmu penyakit jiwa anak, ilmu jiwa klinik, ilmu jiwa pendidikan, dokter anak dan
psikoterapis. Bagaimanapun,
anak adalah amanah Allah. Tugas orang tua adalah bagaimana memaksimalkan diri
dalam membawa mereka menjadi hamba Allah yang shalih. Dan Allah-lah yang akan
menentukan hasilnya.
b. Solusi
mengatasi anak hiperaktif melalui bimbingan konseling di sekolah
dalam penerapannya, teknik bimbingan
konseling disekolah berupa
kegiatan-kegiatan
secara klasikal atau individual yang disajikan secara sistematis dalam rangka
membantu perkembangan dirinya secara optimal. Ada beberapa teknik pendekatan
tersebut, diantaranya yaitu :
1.
Alternatif Bantuan. Alternatif bantuan yang
dapat diberikan adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok bertujuan
membantu siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang
sehat dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, dengan kata lain membantu
siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
2.
Penetapan Bantuan yang Paling Visibel. Layanan
yang dilaksanakan dapat berlandaskan teori Behavioristik.[1]Dengan
menggunakan teori tersebut konseli dilatih untuk mampu mengkondisikan diri
dalam situasi-situasi tertentu. Konseli dilatih untuk terbiasa berada pada satu
kondisi yang dirinya tidak sukai, namun dia mampu mengatasi ledakan emosinya
dalam kondisi tersebut.
Dengan langkah – langkahnya adalah
sebagai berikut :
1. Menempatkan anak di bangku yang dekat guru, di antara
anak yang tenang dan amat memperhatikan pelajaran.
2. Menghindari menempatkan anak di dekat jendela, pintu
terbuka atau gambar atau lukisan yang
warnanya cerah karena akan merusak konsentrasinya.
3. Menatap anak saat berkomunikasi.
4. Menyingkirkan perlengkapan yang tidak diperlukan di
meja belajar anak, supaya perhatiannya tidak pecah.
5. Sesekali menggunakan kontak fisik, seperti memegang
bahu atau menepuk punggung anak untuk memfokuskan perhatiannya.
6. Memberikan pujian bila anak tenang.
7. Memberitahukan orang tuanya agar menyediakan tempat
belajar yang tenang, jauh dari televisi atau musik keras.
8. Mengingatkan orang tuanya agar melatih anak melakukan
kegiatan secara teratur / terjadwal saat waktu tertentu (misalnya bangun,
mandi, belajar, makan, tidur, baca buku, main dll).
9. Mendorong orang tuanya untuk melatih anak menyiapkan keperluan
sekolah sebelum tidur, sehingga tidak tergesa-gesa di saat akan berangkat
sekolah.
10. Mengarahkan orang tuanya Untuk mengajak anak untuk
melakukan kegiatan-kegiatan positif yang "menguras" energinya,
misalnya dengan berenang, ikut les musik/menari, dan
sebagainya. Namun, dalam
menolong anak yang hiperaktif karena kelebihan energi ini, kita tidak bisa
sembarangan mengajak anak melakukan aktivitas-aktivitas fisik yang berat. Kita
bisa juga mengajak anak untuk melakukan kegiatan yang memerlukan ketekunan dan
konsentrasi, seperti menjodohkan gambar, menyusun angka 1-10, atau menyusun
puzzle.
E.
Treatment
Langkah ini
berupa usaha untuk melaksanakan bantuan ataupun bimbingan kepada seseorang yang
bermasalah, sesuai dengan ketentuan yang telah dirumuskan pada langkah yang
ketiga (Prognosis)
A.
Metode
Penanganan Anak Hiperaktif di Lingkungan Keluarga
Berikut ini
adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk mendidik dan
membimbing anak-anak mereka yang tergolong hiperaktif :
1.
Orang
tua perlu menambah pengetahuan tentang gangguan
Hiperaktifitas
2.
Kenali
kelebihan dan bakat anak
3.
Membantu
anak dalam bersosialisasi
4.
Menggunakan
teknik-teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif
(misalnya memberikan pujian bila anak makan dengan tertib), memberikan disiplin
yang konsisten, dan selalu memonitor perilaku anak.
5.
Memberikan
ruang gerak yang cukup bagi aktivitas anak untuk menyalurkan kelebihan
energinya
6.
Menerima
keterbatasan anak
7.
Membangkitkan
rasa percaya diri anak
8.
Bekerja
sama dengan guru di sekolah agar guru memahami kondisi anak yang sebenarnya.
9.
Latih
anak-anak dapat medisiplin diri sendiri dengan sistematis, konsisten, jelas dan
konsekuen.
10.
Jangan
menghukum anak hiperaktif karena itu bukan sepenuhnya kesalahan dia
11.
Jangan
menjuluki anak hiperaktif dengan julukan yang buruk, seperti nakal, bodoh, dan
lain sebagainya, karena mereka akan menjadi seperti apa yang kita katakan. Dan
menjadi anak yang tidak percaya diri.
12.
Penanganan
sebaiknya diberikan mulai dari keluarga terdekat (ibu).
13.
Memberikan
kasih sayang kepada anak namun tidak memanjakannya.
14.
Ketika
menasehati anak sebaiknya jelas dan spesifik serta diulang-ulang agar anak
mudah memahami dan tidak menggunakan kekerasan.
15.
Menjalin
komunikasi yang baik dengan anak, selalu katakan ia anak baik dan berikan
apresiasi bila ia melakukan hal yang baik
16.
Hindari
tayangan TV, video dan games yang bersifat kekerasan
17.
Praktekan
pola hidup sehat dengan menu makanan alamiah yang sesuai kebutuhan anak.
B.
Penanganan
Anak Hiperaktif di Taman Kanak-Kanak
Untuk penanganan
anak hiperaktif di Taman Kanak-kanak dapat mengunakan metode bermain, metode
ini sangat baik diberikan kepada anak hiperaktif karena anak akan belajar
mengendalikan diri sendiri dan memahami dunianya. Dengan menggunakan metode
bermain kepada anak seperti ini diperlukan guru-guru yang harus menemaninya.
Melalui kegiatan bermain anak dapat mengembangkan kreatifitasnya, yaitu
melakukan kegiatan yang dapat menyalurkan bakat si anak. Bagi anak seperti ini,
metode ini dapat diberikan dan anak akan merasa sangat senang. Karena anak itu
dapat dengan bebas melakukan kegiatannya yang dirasakan cukup baik bagi
dirinya. Melalui kegiatan bermain ini anak dapat menggunakan fisik-motorik.
Bermacam-macam cara dan teknik dapat dipergunakan dalam kegiatan tersebut
seperti merayap, berlari, merangkak, berjalan, melompat, menendang dan
melempar. Guru atau pembimbing anak dapat melakukan metode bermain ini sehingga
anak tersebut tidak cepat bosan dengan cara yang diberikan oleh guru. Seperti
mengajak anak untuk bernyanyi yang menggunakan aturan main, anak seperti ini
akan tertarik untuk melakukannya.
Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya dengan menggunakan metode bermain ini seperti bagaimana caranya memasak, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, dan sebagainya. Kegiatan menggambar dapat juga diberikan kepada anak hiperaktif termasuk didalam kegiatan bermain. Anak dalam menggambar dapat menggunakan pensil warna dan kertas gambar. Cara seperti ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat menyalurkan tenaga pada dirinya.
Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan konseling di Taman Kanak-Kanak, dapat pula dilakukan hal-hal sebagai berikut:
Kegiatan bermain dapat membantu penyaluran kelebihan tenaga. Setelah melakukan kegiatan bermain anak memperoleh keseimbangan antara kegiatan dengan menggunakan kekuatan tenaga dan kegiatan yang memerlukan ketenangan. Anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya dengan menggunakan metode bermain ini seperti bagaimana caranya memasak, mengapa pohon layu bila tidak diberi air, dan sebagainya. Kegiatan menggambar dapat juga diberikan kepada anak hiperaktif termasuk didalam kegiatan bermain. Anak dalam menggambar dapat menggunakan pensil warna dan kertas gambar. Cara seperti ini merupakan salah satu kegiatan yang dapat menyalurkan tenaga pada dirinya.
Penanganan anak hiperaktif melalui bimbingan dan konseling di Taman Kanak-Kanak, dapat pula dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1.
Mulailah
pelajaran dengan kegiatan yang mengeluarkan energi, seperti gerak dan lagu.
Tujuannya untuk mengurangi kelebihan energi khususnya pada anak yang hiperaktif.
2.
Tutuplah
benda-benda yang menarik perhatian anak.
3.
Gunakan
warna cat yang lembut untuk kelas dan peralatan yang ada serta hindari
warna-warna yang terlalu menyolok.
4.
Selalu
menjelaskan kepada anak hiperaktif mengenai kegiatan yang akan dilakukan, meliputi
jenis kegiatannya, hasil yang diharapkan, dan lama waktu yang dibutuhkan agar
anak tersebut senantiasa mengingat tugasnya.
5.
Berilah
label pada setiap tempat penyimpanan benda karena anak yang hiperaktif suka
mengambil benda dan lupa mengembalikannya.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hiperaktif adalah suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak terkendali, tidak
menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak hatinya). Anak hiperaktif
selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya permainan atau mainan yang
disukai oleh anak-anak lain seusia mereka, dikarenakan perhatian mereka suka
beralih dari satu fokus ke fokus yang lain. Ada tiga tanda utama anak yang
menderita ADHD, yaitu: Tidak ada perhatian; Hiperaktif, mempunyai terlalu
banyak energi; dan Impulsif, Bertindak tanpa dipikir atau berbicara tanpa
dipikirkan terlebih dahulu akibatnya.
Para ahli
mempunyai perbedaan pendapat mengenai hal ini, akan tetapi mereka membagi ADHD
ke dalam 3 jenis berikut ini:
a)
Tipe anak yang tidak bisa memusatkan perhatian
b)
Tipe anak yang hiperaktif dan impulsive
c)
Tipe gabungan
Beberapa hal berikut
dapat dijadikan pedoman dalam menangani masalah anak hiperaktif:
1. PERIKSALAH, tak semua tingkah laku yang kelewatan dapat
digolongkan sebagai hiperaktif.
2. PAHAMILAH, sikap dan perilaku anak, serta apa yang dibutuhkan
anak, baik secara psikologis, kognitif (intelektual) maupun fisiologis.
3. LATIH kefokusannya, jangan tekan dia, perlakukan anak
dengan hangat dan sabar, tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan
tugas.
4. TELATENLAH, Jika dia telah "betah" untuk duduk lebih
lama, bimbinglah anak untuk melatih koordinasi mata dan tangan.
5. BANGKITKAN kepercayaan dirinya, misalnya memberikan pujian bila anak makan
dengan tertib atau berhasil melakukan sesuatu dengan benar,
6. KENALI arah minatnya, jika anak bergerak terus, jangan panik, ikutkan saja,
dan catat baik-baik, kemana sebenarnya tujuan dari keaktifan dia.
7. MINTA dia bicara, anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan
bersosialisai, sibuk dengan dirinya sendiri.
B.
Saran
Dengan
bantuan yang khusus dari bapak ibu, guru-guru atau lingkungan bermain ,
anak-anak ADHD akan mampu menangani masalah kurang pemusatan perhatian atau
hiperaktif mereka dengan lebih baik. Mereka juga dapat menyalurkan tingkah laku
hiperaktif mereka dalam suasana yang sesuai seperti latihan fisik dan senam.
Demikianlah makalah yang dapat saya susun. Semoga
dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir kata penulis menyadari bahwa makalah
ini bukanlah proses akhir, tetapi merupakan langkah awal yang masih banyak
memerlukan perbaikan. Karena itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran dan
kritik yang membangun demi sempurnanya makalah saya yang selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://blogpoenyadina.blogspot.com/2010/12/makalah-anak-hiperaktif.html
http://septianindi.blogspot.com/2013/05/cara-mengatasi-anak-hiperaktif.html
http://ayudarmaningsih.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar