Kamis, 12 Desember 2013

Elisa Juliana - Penanganan Anak Yang Sulit Berkonsentrasi Dalam Belajar


LAPORAN
PENANGANAN ANAK YANG SULIT BERKONSENTRASI DALAM BELAJAR




DISUSUN OLEH
ELISA JULIANA
1205125016



DOSEN PEMBINA : Rahman, S.Pd, M.Pd




FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2013


BAB 1
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi adalah proses menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui mediatertentu ke penerima pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya sukses, karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dari pemberi pesan ataupun dari penerima pesan.Hambatan atau ganguan dalam peristiwa komunikasi itu bisa bermacam-macam.Dalam proses pengajaran misalnya hambatan itu dapat diakibatkan karenaketerbatasan peserta didik secara fisik ataupun psikologis. Gangguan konsentrasimerupakan salah satu yang menghambat siswa untuk belajar.
Konsentrasi merupakan hal yang sangat penting, dengan konsentrasi yang tinggi, perhatian para siswa akan fokus pada kegiatan pembelajaran sehingga akan berpengaruh positif pada proses dan hasil belajar mereka.Ada beberapa anak yang mengalami kesulitan dan gangguan dalam halkonsentrasi. Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda.
Anak sulit konsentrasi merupakan sebuah masalah umum yang banyak terjadi pada jutaan anak di seluruh dunia. Kesulitan konsentrasi artinya bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, dalam melakukan suatu pekerjaan, dia tidak bisa menyelesaikannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya. Banyak anak yang sangat sulit menemukan konsentrasi terbaik dalam belajar maupun dalam melakukan sesuatu pekerjaan.

B.     Rumusa Masalah
1.       Apa masalah yang dialami oleh anak ?
2.       Apa saja kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis ?
3.       Apa penyebab utama anak mengalami gangguan konsentrasi ?
4.       Apa langkah awal yang dilakukan ?
5.       Apa penanganan untuk anak yang sulit berkonsentrasi ?


BAB 2
DASAR TEORI
A.    Dasar Teori
1.      Pengertian Gangguan Konsentrasi dalam Belajar
Konsentrasi adalah kecakapan yang bisa diajarkan oleh para orang tua dan guru (obert Dilts & Jenifer Dilts). Konsentrasi juga mengandung pengertian memusatkan pikiran untuk melakukan sesuatu. Supriyo (2008, 103) Konsentrasi adalah pemusatan perhatian, pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan. Siswa yang tidak dapat konsentrasi dalam belajar berarti tidak dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya. Konsentrasi dalam belajar akan meentukan keberhasilan belajar oleh sebab itu maka setiap pelajar perlu melatih konsentrasi dalam kegiatan sehari-hari.
Gangguan konsenterasi tergolong ke dalam salah satu jenis gangguan ADHD, singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau dalam bahasa Indonesia Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), suatu kondisi yang juga dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (Sulit memusatkan perhatian). Gangguan Pemusatan Perhatian (Attention Deficit Disorder / ADD) adalah suatu pemusatan perhatian yang buruk atau singkat dan sifat impulsif (mengikuti kata hati) yang tidak sesuai dengan usia anak. ADD terutama merupakan suatu masalah dalam pemusatan perhatian, konsentrasi dan ketekunan menjalankan tugas. Anak juga mungkin bersifat impulsif dan hiperaktif. Pola perhatian anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa klasifikasi.
Dari pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa, kurangnya konsenterasi dalam belajar adalah ketidak mampuannya seseorang untuk dapat memusatkan perhatian atau pikirannya dengan baik terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajarinya, pola perhatian anak terhadap pelajaran terbagi kepada hal-hal lainnya diluar apa yang sedang dipelajarinya.

2.      Ciri-ciri Gangguan Konsentrasi Belajar
Ciri-ciri yang sangat mudah dikenali untuk anak dengan gangguan pemusatan perhatian adalah tidak mampu menyaring rangsang yang datangnya dari luar.
Irwan Prayitno menyebutkan bahwa gangguan konsentrasi berhubungan dengan kemampuan anak untuk memperhatikan dan berkonsentrasi,kemampuan yang berkembang seiring dengan perkembangan anak.

Anak yang sangat terganggu konsentrasinya mengalami kesulitan untuk memfokuskan konsentrasinya,perhatiannya dan menyelesaikan tugas secara terus menerus. Mereka sering lupa instruksi-instruksi, kehilangan barang-barang dan tidak mendengarkan orang tua dan gurunya.
Gangguan konsentrasi berhubungan dengan kemampuan anak untuk memperhatikan dan berkonsentrasi, kemampuan yang berkembang seiring dengan perkembangan anak. Anak yang sangat terganggu konsentrasinya mengalami kesulitan untuk memfokuskan konsentrasinya, perhatiannya dan menyelesaikan tugas secara terus menerus. Mereka sering lupa instruksi-instruksi, kehilangan barang-barang dan tidak mendengarkan orang tua dan gurunya. Mereka mungkin melamun di kelas dan kelihatan gelisah.

3.      Gejala Kurang Konsentrasi Belajar
Gejala-gejala yang nampak pada anak yang mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi belajar dikemukakn oleh Supriyo (2008: 104), yaitu sebagai berikut :

a.       Pada umumnya anak merasa betah berjam-jam untuk kongkow-kongkow, nonton dsb. (di luar kegiatan belajar) tetapi kalau belajar sebentar sudah merasa tidak tahan.
b.      Mudah kena rangsangan lingkungannya (seperti: suara radio, TV, gangguan adik/kakak).
c.       Kadangkala selalu mondar-mandir kesana kemari untuk mencari perelngkapan belajar.
d.      Selesai belajar tidak tahu apa yang baru saja dipelajari.

4.      Factor yang Mempengaruhi Kurangnya Komsentrasi
Menurut Roberts Dilts dan Jennifer Dilt sulitnya konsentrasi dipengaruhi karena mempunyai terlalu banyak gangguan atau kekawatiran, tidak mengetahui bagaimana melakukan segala sesuatu yang harus kita lakukan, ingin melakukan sesuatu yang lain kelelahan merasa tidak enak badan. Selain tersebut tadi sulitnya berkonsentrasi dipengaruhi oleh canggihnya teknologi jaman sekarang seperti komputer internet dan mainan yang dapat mengganggu konsentrasi anak seperti Playstation, video game.

Seorang anak bisa berkonsentrasi dengan baik atau tidak, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal:

a.       Faktor internal adalah faktor yang muncul dalam diri anak itu. Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar individu.
b.      Faktor eksternal misalnya ketidaksiapan mereka dalam menerima pelajaran, kondisi fisik, kondisi psikologis, modalitas belajar, sedangkan faktor eksternal misalnya adanya suara-suara berisik dari TV, radio, atau suara-suara yang mengganggu lainnya.

Supriyo (2008; 104) menyebutkan bahwa sebab-sebab latar belakang anak tidak dapat konsentrai dalam belajar antara lain yaitu sebagai berikut :
a.       Anak tidak mmempunyai tempat tersendiri
b.      Anak mudah terpengaruh oleh situasi sekitar
c.       Dalam meja banyak gambar/ foto kekasihnya, kaca dsb. Sehingg adalam belajar mudah terganggu
d.      Anak tidak  merasa senang/ tidak berminat terhadap pelajaran yang dihadapi
e.       Kemungkinan lain badan dalam keadaan lelah/ sakit
f.       Baru mengalami stress/ tekanan jiwa karena pacarnya yang paling disayang meninggalkan dia, atau kehilangan salah satu anggota keluarganya.

5.      Cara Mengatasi Kesulitan Konsentrasi Belajar
Di bawah ini ada beberapa tips untuk dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar, diantaranya adalah:

a.       Jangan biarkan gangguan itu datang Biasanya ketika kita belajar, pasti akan datang yang namanya gangguan. Gangguan ini bentuknya bisa macam-macam. Mulai dari televisi, telepon hingga nyamuk yang menyerang. Kalau sudah diganggu, biasanya konsentrasi belajar jadi buyar. Untuk menghindari itu semua, kondisikan situasi disekitar kamu supaya gangguan-gangguan tadi bisa dihindari. Misalnya, matikan ponsel.
b.      Siapkan catatan kecil Jangan pernah meremehkan kekuatan dari sebuah catatan. Selalu siapkan beberapa lembar kertas berukuran kecil. Catat hal-hal yang penting untuk diingat.
c.       Buat target yang hendak dicapai Belajarlah dengan target. Tetapkanlah berapa jumlah halaman yang akan dibaca. Juga tetapkan berapa lama kamu akan belajar saat itu.

d.      Siapkan penghargaan untuk dirimu Setelah serius belajar, kamu butuh menyenangkan diri sendiri. Tetapkanlah satu imbalan untuk diri kamu sendiri. Misalnya, kalau kamu bisa mencapai target belajar kamu hari itu, kamu akan makan ice cream rasa coklat.
e.       Belajar tidak akan membuat temanmu hilang. Jangan pernah merasa kamu akan kehilangan teman-temanmu karena kamu serius belajar. Teman-teman kamu nggak bakalan ninggalin kamu. Kalau mereka ninggalin kamu, berarti mereka bukan teman yang baik.



BAB 3
PEMBAHASAN
A.    ANALISIS
1.      Biodata Anak yang Mengalami Kesulitan Berkonsentrasi Dalam Belajar
Nama         : M. Aditya Revanda
Umur         : 4 Tahun
Kelas         : A
Alamat      : Jl.Mangkurawang,Tenggarong
Sekolah     : Ra. As-Salam

2.      Ciri-Ciri Kepribadian Anak
Evan adalah anak adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Dia berusia 4 tahun dan sekarang sedang duduk dibangku TK kelompok A di Ra. As-Salam. Tenggarong. Evan memiliki tubuh yang gemuk dan pendek. Seperti halnya anak-anak pada umumnya,Evan memiliki pribadi yang lincah,suka bermain,namun Evan sering bermain dengan kasar dan menyakiti temannya. Ketika sedang belajar dalam kelas evan tidak bisa duduk dengan tenang,dia selalu saja mengganggu temannya,sering keluar kelas, berlari-lari dalam kelas,menaiki meja belajar,dan mengajak temannya bercerita sehingga tidak mampu berkonsentrasi dalam pembelajaran. Evan lebih suka bermain daripada mendengarkan dan memperhatikan ibu guru didepan kelas. Jika diberi tugas Evan tidak bisa menyelesaikannya dengan baik itu dikarenakan Evan tidak pernah memperhatikan guru menjelaskan. Jika evan sudah menangis,ia tidak bisa dikontrol,dia akan akan menangis sekeras-kerasnya dan akan memukul orang-orang yang berusaha menenangkannya.

B.     SINTESIS
Berdasarkan hasil analisis yang sudah dikumpulkan,kesimpulan dari kepribadian evan adalah :
1. Sering gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya atau ceroboh terhadap perkerjaan sekolah, bermain dan aktivitas-aktivitas lainnya.
2. Sering mengalami kesulitan untuk mempertahankan perhatian dalam melakukan tugasnya atau dalam kegiatan bermain.
3.    Seringkali tampak tidak mendengarkan atau acuh ketika diajak berbicara.
4. Seringkali tidak mempu mengikuti aturan dan instruksi dan gagal dalam menyelesaikan  tugas-tugas sekolah, kegiatan sehari-hari ataupun saat bermain.
5.   Seringkali mengallami kesulitan mengorganisasikan tugas atau aktivitas-aktivitasnya.
6.  Seringkali menghindar, menolak atau tidak suka mengikuti kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi lama seperti ketika mengerjakan tugas-tugas sekolah.
7.   Seringkali kehilangan barang-barang yang digunakannya sehari-hari seperti mainan, alat tulis, buku-buku serta peralatan lainnya.
8.    Mudah teralih perhatiannya oleh stimulus atau ransangan yang datang dari luar.
9.    Mudah lupa akan pekerjannya yang dikerjakannya sehari-hari.

C.    DIAGNOSIS
Ada 3 hal yang menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi. Diantaranya adalah :
1.      Faktor eksternal, ada dua hal yang bisa mempengaruhi, antara lain:
a.       Lingkungan
Untuk faktor lingkungan, misalnya, anak diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
b.      Pola pengasuhan yang permissive yaitu pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain.
2.      Faktor psikologis
Faktor psikologis anak juga bisa mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus dalam menyelesaikan pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya “suasana di sekolah yang berbeda dengan suasana di rumah. Anak kaget, karena mempunyai teman yang lebih berani, sehingga ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi. Akibatnya, konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang. Jadi, karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah.
3.      Faktor internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam diri sendiri. Dapat terjadi karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak cenderung menjadi hiperaktif. Jika anak lamban/lambat disebabkan karena hormon yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya kurang sehingga bisa mengakibatkan lambannya konsentrasi.


Jika dilihat dari perilaku Evan, dapat dikatakan jika factor evan menjadi sulit berkonsentrasi dalam belajar adalah factor eksternal yaitu pola pengasuhan yang permissive artinya pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang lain. Evan terlalu dimanja oleh orangtuanya, apa saja yang diinginkan Evan selalu dituruti, jika Evan ingin melakukan sesuatu,dia tidak bisa melakukannya sendiri,selalu saja menyuruh orangtuanya sehingga dia tidak bisa belajar untuk mandiri dan tidak bertanggung jawab.

D.    PROGNOSIS
Beberapa langkah awal yang dilakukan adalah :
1. Mengatur posisi duduk anak agar tidak berada dekat dengan jendela, gambar-gambar, atau hal-  hal lain yang dapat mengganggu kosenterasinya.
2. Memberikan materi dengan pendekatan persuasif. Yaitu pedekatan yang dilakukan face to face disertai bujukan secara halus pada anak agar mau mengikuti pelajaran.
3. Menyingkirkan perlengkapan yang tidak diperlukan dimeja belajar anak, supaya perhatiannya tidak terpecah.
4. Menghindarkan penggunaan kalimat-kalimat negatif, sindiran dan kecaman seperti “dasar malas!”,  “tuh berantakan lagi kan?!”  “Pasti deh, gak selesai lagi”.
5. Tidak memperbolehkan anak membawa makanan ketika datang ke tempat belajar, karena akan mengganggu belajar anak.

E.     TREATMENT
1.      Bentuk treatment yang dapat diberikan :
a.       Melalui bimbingan belajar individual.
b.      Melalui bimbingan belajar kelompok.
c.       Melalui remedial teaching untuk mata pelajaran tertentu.
d.      Melalui bimbingan orang tua di rumah.
e.       Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis.
f.       Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum.
g.      Pemberian bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan karakteristik setiap mata pelajaran.

2.      Penanganan yang dapat saya lakukan bagi Evan adalah :

a.       Jangan lebih dari 15 menit
Melatih evan dirumah untuk berkonsentrasi dalam belajar hanya dalam waktu 15 menit. Karena anak usia 4 sampai 5 tahun umumnya lebih menyukai menyelesaikan tugas yang singkat,anak-ana Tk pada Umumnya hanya akan betah duduk dalam waktu 15 menit saja. Setelah itu saya mengijinkan evan untuk membongkar kembali apa yang sudah dikerjakaan dan memulainya dengan berulang-ulang.
Kemudian ketika evan telah mampu duduk diam selama 15 menit dan asyik mengerjakan tugasnya,maka saya meningkatkan waktunya secara bertahap,misalnya 5menit dan begitu seterusnya.

b.      Dilatih sambil bermain
Meskipun saya berusaha melatih Evan untuk berkonsentrasi belajar dan duduk diam dalam waktu 15 menit, saya juga selingi dengan permainan dan tidak memforsirnya atau membebani evan dengan pelajaran-pelajaran yang belum menjadi kewajibannya.

c.       Sikap tubuh benar
Saya juga mengajarkandan memberitahu evan cara duduk yang benar pada saat menulis,agar evan tidak menulis atau menggambar sambil tiduran dan jalan kesana kemari. Saya pun juga ikut memperagakan sikap duduk yang baik kepada evan agar evan bisa mencontohnya.


d.      Fisik dan kognitif harus seimbang
Saya pun juga melatih fisik motorik evan dengan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan konsentrasi,misalnya meronce,menggambar dan menyususn balok-balok. Saya meminta evan mengerjakan kegiatan yang saya berikan dan jangan beranjak sebelum ia menyelesaikannya.
Mainan yang mengasah konsentrasi juga menolong anak membedakan bentuk dan pola-pola serta membangun koordinasi antara mata dan tangannya, sehingga mereka nantinya siap belajar membaca.

BAB 4
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda.
Anak sulit konsentrasi merupakan sebuah masalah umum yang banyak terjadi pada jutaan anak di seluruh dunia. Kesulitan konsentrasi artinya bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, dalam melakukan suatu pekerjaan, dia tidak bisa menyelesaikannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak normal umumnya. Banyak anak yang sangat sulit menemukan konsentrasi terbaik dalam belajar maupun dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
Gangguan konsentrasi bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala penyimpangan perkembangan anak. Gangguan konsentrasi atau inatensi atau kurangnya pemusatan perhatian dapat dilihat dari kegaagalan seorang anak dalam memeberikan perhatian secara utuh terhadap sesuatu, mudah sekali beralih perhatian dari satu hal ke hal lainnya. Kualitas konsentrasi anak terhadap suatu hal terbagi menjadi beberapa kategori.

B.     Saran
1.      Bagi Guru
Dengan adanya makalah ini diharapkan guru dapat meningkatkan  kualitas pembelajaran dengan mengupayakan berbagai kegiatan yang mengandung prinsip berkonsentrasi yang baik sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Yaitu dengan sedikit menerapkan prisip-prinsip yang sudah penulis uraikan diatas.
2.      Bagi Mahasiswa
Kita sebagai mahasiswa calon guru yang akan terjun langsung dalam pendidikan hendaknya dapat mempelajari tentang tingkat konsentrasi yang dimiliki oleh anak dengan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh anak tersebut. Dengan melakukan penerapan konsentrasi secara cermat dan tepat kita sebagai calon guru sedikitnya akan merasakan suksesnya dalam memberikan pencapaian pembelajaran yang berkualitas, sehingga dapat menghasilkan generasi yang berkualitas dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

 Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Nieuw Setapak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar