LAPORAN
PENANGANAN ANAK
YANG SULIT BERKONSENTRASI DALAM BELAJAR
DISUSUN OLEH
ELISA JULIANA
1205125016
DOSEN PEMBINA :
Rahman, S.Pd, M.Pd
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MULAWARMAN
SAMARINDA
2013
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Proses belajar mengajar pada
hakekatnya merupakan proses komunikasi. Proses komunikasi adalah proses
menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui mediatertentu ke penerima pesan.
Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya sukses, karena terdapat
beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dari pemberi pesan ataupun dari
penerima pesan.Hambatan atau ganguan dalam peristiwa komunikasi itu bisa
bermacam-macam.Dalam proses pengajaran misalnya hambatan itu dapat diakibatkan
karenaketerbatasan peserta didik secara fisik ataupun psikologis. Gangguan
konsentrasimerupakan salah satu yang menghambat siswa untuk belajar.
Konsentrasi merupakan hal yang
sangat penting, dengan konsentrasi yang tinggi, perhatian para siswa akan fokus
pada kegiatan pembelajaran sehingga akan berpengaruh positif pada proses dan
hasil belajar mereka.Ada beberapa anak yang mengalami kesulitan dan gangguan
dalam halkonsentrasi. Konsentrasi adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan
atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan itu mampu dikerjakan dalam waktu
tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi berbeda-beda sesuai dengan usianya.
Rentang perhatian anak dalam menerima informasi melalui aktivitas apapun juga
berbeda.
Anak sulit konsentrasi merupakan
sebuah masalah umum yang banyak terjadi pada jutaan anak di seluruh dunia.
Kesulitan konsentrasi artinya bila tidak fokus dalam memperhatikan suatu hal
atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi, dalam melakukan suatu
pekerjaan, dia tidak bisa menyelesaikannya. Sedikit-sedikit, perhatiannya sudah
berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi kesimpulan bahwa seorang
anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah dibandingkan dengan anak
normal umumnya. Banyak anak yang sangat sulit menemukan konsentrasi terbaik
dalam belajar maupun dalam melakukan sesuatu pekerjaan.
B.
Rumusa
Masalah
1.
Apa masalah yang dialami oleh anak ?
2.
Apa saja kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil analisis ?
3.
Apa penyebab utama anak mengalami gangguan
konsentrasi ?
4.
Apa langkah awal yang dilakukan ?
5.
Apa penanganan untuk anak yang sulit
berkonsentrasi ?
BAB
2
DASAR
TEORI
A.
Dasar
Teori
1. Pengertian
Gangguan Konsentrasi dalam Belajar
Konsentrasi adalah
kecakapan yang bisa diajarkan oleh para orang tua dan guru (obert Dilts &
Jenifer Dilts). Konsentrasi juga mengandung pengertian memusatkan pikiran untuk
melakukan sesuatu. Supriyo (2008, 103) Konsentrasi adalah pemusatan perhatian,
pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan. Siswa yang tidak dapat konsentrasi dalam belajar berarti tidak
dapat memusatkan pikirannya terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya.
Konsentrasi dalam belajar akan meentukan keberhasilan belajar oleh sebab itu
maka setiap pelajar perlu melatih konsentrasi dalam kegiatan sehari-hari.
Gangguan konsenterasi
tergolong ke dalam salah satu jenis gangguan ADHD, singkatan dari Attention
Deficit Hyperactivity Disorder atau dalam bahasa Indonesia Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH), suatu kondisi yang juga dikenal sebagai
Attention Deficit Disorder (Sulit memusatkan perhatian). Gangguan Pemusatan
Perhatian (Attention Deficit Disorder / ADD) adalah suatu pemusatan perhatian
yang buruk atau singkat dan sifat impulsif (mengikuti kata hati) yang tidak
sesuai dengan usia anak. ADD terutama merupakan suatu masalah dalam pemusatan
perhatian, konsentrasi dan ketekunan menjalankan tugas. Anak juga mungkin
bersifat impulsif dan hiperaktif. Pola perhatian anak terhadap suatu hal
terbagi menjadi beberapa klasifikasi.
Dari pengertian yang
dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa, kurangnya konsenterasi dalam
belajar adalah ketidak mampuannya seseorang untuk dapat memusatkan perhatian
atau pikirannya dengan baik terhadap mata pelajaran yang sedang dipelajarinya,
pola perhatian anak terhadap pelajaran terbagi kepada hal-hal lainnya diluar
apa yang sedang dipelajarinya.
2. Ciri-ciri
Gangguan Konsentrasi Belajar
Ciri-ciri yang sangat
mudah dikenali untuk anak dengan gangguan pemusatan perhatian adalah tidak
mampu menyaring rangsang yang datangnya dari luar.
Irwan Prayitno menyebutkan bahwa
gangguan konsentrasi berhubungan dengan kemampuan anak untuk memperhatikan dan
berkonsentrasi,kemampuan yang berkembang seiring dengan perkembangan anak.
Anak yang sangat terganggu
konsentrasinya mengalami kesulitan untuk memfokuskan
konsentrasinya,perhatiannya dan menyelesaikan tugas secara terus menerus.
Mereka sering lupa instruksi-instruksi, kehilangan barang-barang dan tidak
mendengarkan orang tua dan gurunya.
Gangguan konsentrasi
berhubungan dengan kemampuan anak untuk memperhatikan dan berkonsentrasi,
kemampuan yang berkembang seiring dengan perkembangan anak. Anak yang sangat
terganggu konsentrasinya mengalami kesulitan untuk memfokuskan konsentrasinya,
perhatiannya dan menyelesaikan tugas secara terus menerus. Mereka sering lupa
instruksi-instruksi, kehilangan barang-barang dan tidak mendengarkan orang tua
dan gurunya. Mereka mungkin melamun di kelas dan kelihatan gelisah.
3. Gejala
Kurang Konsentrasi Belajar
Gejala-gejala yang nampak pada anak yang
mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi belajar dikemukakn oleh Supriyo (2008:
104), yaitu sebagai berikut :
a. Pada
umumnya anak merasa betah berjam-jam untuk kongkow-kongkow, nonton dsb. (di
luar kegiatan belajar) tetapi kalau belajar sebentar sudah merasa tidak tahan.
b. Mudah
kena rangsangan lingkungannya (seperti: suara radio, TV, gangguan adik/kakak).
c. Kadangkala
selalu mondar-mandir kesana kemari untuk mencari perelngkapan belajar.
d. Selesai
belajar tidak tahu apa yang baru saja dipelajari.
4. Factor
yang Mempengaruhi Kurangnya Komsentrasi
Menurut Roberts Dilts dan Jennifer Dilt sulitnya
konsentrasi dipengaruhi karena mempunyai terlalu banyak gangguan atau
kekawatiran, tidak mengetahui bagaimana melakukan segala sesuatu yang harus
kita lakukan, ingin melakukan sesuatu yang lain kelelahan merasa tidak enak
badan. Selain tersebut tadi sulitnya berkonsentrasi dipengaruhi oleh canggihnya
teknologi jaman sekarang seperti komputer internet dan mainan yang dapat
mengganggu konsentrasi anak seperti Playstation, video game.
Seorang anak bisa berkonsentrasi dengan
baik atau tidak, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu internal dan eksternal:
a. Faktor
internal adalah faktor yang muncul dalam diri anak itu. Sedangkan faktor
eksternal adalah pengaruh yang berasal dari luar individu.
b. Faktor
eksternal misalnya ketidaksiapan mereka dalam menerima pelajaran, kondisi
fisik, kondisi psikologis, modalitas belajar, sedangkan faktor eksternal
misalnya adanya suara-suara berisik dari TV, radio, atau suara-suara yang
mengganggu lainnya.
Supriyo (2008; 104) menyebutkan bahwa
sebab-sebab latar belakang anak tidak dapat konsentrai dalam belajar antara
lain yaitu sebagai berikut :
a. Anak
tidak mmempunyai tempat tersendiri
b. Anak
mudah terpengaruh oleh situasi sekitar
c. Dalam
meja banyak gambar/ foto kekasihnya, kaca dsb. Sehingg adalam belajar mudah
terganggu
d. Anak
tidak merasa senang/ tidak berminat
terhadap pelajaran yang dihadapi
e. Kemungkinan
lain badan dalam keadaan lelah/ sakit
f. Baru
mengalami stress/ tekanan jiwa karena pacarnya yang paling disayang
meninggalkan dia, atau kehilangan salah satu anggota keluarganya.
5. Cara
Mengatasi Kesulitan Konsentrasi Belajar
Di bawah ini ada beberapa tips untuk
dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar, diantaranya adalah:
a. Jangan
biarkan gangguan itu datang Biasanya ketika kita belajar, pasti akan datang
yang namanya gangguan. Gangguan ini bentuknya bisa macam-macam. Mulai dari
televisi, telepon hingga nyamuk yang menyerang. Kalau sudah diganggu, biasanya
konsentrasi belajar jadi buyar. Untuk menghindari itu semua, kondisikan situasi
disekitar kamu supaya gangguan-gangguan tadi bisa dihindari. Misalnya, matikan
ponsel.
b. Siapkan
catatan kecil Jangan pernah meremehkan kekuatan dari sebuah catatan. Selalu
siapkan beberapa lembar kertas berukuran kecil. Catat hal-hal yang penting
untuk diingat.
c. Buat
target yang hendak dicapai Belajarlah dengan target. Tetapkanlah berapa jumlah
halaman yang akan dibaca. Juga tetapkan berapa lama kamu akan belajar saat itu.
d. Siapkan
penghargaan untuk dirimu Setelah serius belajar, kamu butuh menyenangkan diri
sendiri. Tetapkanlah satu imbalan untuk diri kamu sendiri. Misalnya, kalau kamu
bisa mencapai target belajar kamu hari itu, kamu akan makan ice cream rasa
coklat.
e. Belajar
tidak akan membuat temanmu hilang. Jangan pernah merasa kamu akan kehilangan
teman-temanmu karena kamu serius belajar. Teman-teman kamu nggak bakalan
ninggalin kamu. Kalau mereka ninggalin kamu, berarti mereka bukan teman yang
baik.
BAB
3
PEMBAHASAN
A.
ANALISIS
1. Biodata
Anak yang Mengalami Kesulitan Berkonsentrasi Dalam Belajar
Nama : M. Aditya Revanda
Umur : 4 Tahun
Kelas : A
Alamat : Jl.Mangkurawang,Tenggarong
Sekolah : Ra. As-Salam
2. Ciri-Ciri
Kepribadian Anak
Evan adalah anak adalah anak pertama
dari 2 bersaudara. Dia berusia 4 tahun dan sekarang sedang duduk dibangku TK
kelompok A di Ra. As-Salam. Tenggarong. Evan memiliki tubuh yang gemuk dan
pendek. Seperti halnya anak-anak pada umumnya,Evan memiliki pribadi yang
lincah,suka bermain,namun Evan sering bermain dengan kasar dan menyakiti
temannya. Ketika sedang belajar dalam kelas evan tidak bisa duduk dengan
tenang,dia selalu saja mengganggu temannya,sering keluar kelas, berlari-lari
dalam kelas,menaiki meja belajar,dan mengajak temannya bercerita sehingga tidak
mampu berkonsentrasi dalam pembelajaran. Evan lebih suka bermain daripada
mendengarkan dan memperhatikan ibu guru didepan kelas. Jika diberi tugas Evan
tidak bisa menyelesaikannya dengan baik itu dikarenakan Evan tidak pernah
memperhatikan guru menjelaskan. Jika evan sudah menangis,ia tidak bisa
dikontrol,dia akan akan menangis sekeras-kerasnya dan akan memukul orang-orang
yang berusaha menenangkannya.
B. SINTESIS
Berdasarkan
hasil analisis yang sudah dikumpulkan,kesimpulan dari kepribadian evan adalah :
1.
Sering gagal memberikan perhatian yang baik terhadap hal-hal yang rinci atau
sering melakukan kesalahan yang tidak seharusnya atau ceroboh terhadap
perkerjaan sekolah, bermain dan aktivitas-aktivitas lainnya.
2.
Sering mengalami kesulitan untuk mempertahankan perhatian dalam melakukan
tugasnya atau dalam kegiatan bermain.
3. Seringkali tampak tidak mendengarkan atau
acuh ketika diajak berbicara.
4.
Seringkali tidak mempu mengikuti aturan dan instruksi dan gagal dalam
menyelesaikan tugas-tugas sekolah,
kegiatan sehari-hari ataupun saat bermain.
5. Seringkali mengallami kesulitan
mengorganisasikan tugas atau aktivitas-aktivitasnya.
6. Seringkali menghindar, menolak atau tidak
suka mengikuti kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi lama seperti
ketika mengerjakan tugas-tugas sekolah.
7. Seringkali kehilangan barang-barang yang
digunakannya sehari-hari seperti mainan, alat tulis, buku-buku serta peralatan
lainnya.
8. Mudah teralih perhatiannya oleh stimulus
atau ransangan yang datang dari luar.
9. Mudah lupa akan pekerjannya yang
dikerjakannya sehari-hari.
C. DIAGNOSIS
Ada
3 hal yang menyebabkan kesulitan dalam berkonsentrasi. Diantaranya adalah :
1. Faktor
eksternal, ada dua hal yang bisa mempengaruhi, antara lain:
a. Lingkungan
Untuk faktor lingkungan, misalnya, anak
diberi tugas menggambar. Pada saat yang bersamaan, ia mendengar suara ramai dan
itu lebih menarik perhatiannya sehingga tugasnya pun diabaikan. Berarti
lingkungan mempengaruhi konsentrasinya.
b. Pola
pengasuhan yang permissive yaitu pengasuhan yang sifatnya menerima atau
membolehkan apa saja yang anak lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk
menyelesaikan suatu tugas sampai selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang
tua bisa membantunya sehingga ia mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja
anak beralih melakukan sesuatu yang lain.
2. Faktor
psikologis
Faktor psikologis anak juga bisa
mempengaruhi konsentrasi anak. Anak yang mengalami tekanan, ketika mengerjakan
sesuatu ia bisa menjadi tidak konsentrasi sehingga tidak fokus dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Contoh yang berbeda, misalnya “suasana di sekolah yang berbeda
dengan suasana di rumah. Anak kaget, karena mempunyai teman yang lebih berani,
sehingga ketakutan dan kekhawatiran si anak membuatnya sulit untuk konsentrasi.
Akibatnya, konsentrasi di kelas untuk menerima pelajaran menjadi berkurang.
Jadi, karena faktor psikologis anak yang disebabkan karena kurangnya kemampuan
bersosialisasi bisa membuat anak menjadi kurang berkonsentrasi di sekolah.
3. Faktor
internal
Faktor internal adalah faktor dari dalam
diri sendiri. Dapat terjadi karena adanya gangguan perkembangan otak dan hormon
yang dihasilkan lebih banyak sehingga anak cenderung menjadi hiperaktif. Jika
anak lamban/lambat disebabkan karena hormon yang dihasilkan oleh neurotransmitter-nya
kurang sehingga bisa mengakibatkan lambannya konsentrasi.
Jika dilihat dari
perilaku Evan, dapat dikatakan jika factor evan menjadi sulit berkonsentrasi
dalam belajar adalah factor eksternal yaitu pola pengasuhan yang permissive
artinya pengasuhan yang sifatnya menerima atau membolehkan apa saja yang anak
lakukan. Sehingga anak kurang dilatih untuk menyelesaikan suatu tugas sampai
selesai dan jika ia mengalami kesulitan orang tua bisa membantunya sehingga ia
mampu menyelesaikannya tidak dibiarkan saja anak beralih melakukan sesuatu yang
lain. Evan terlalu dimanja oleh orangtuanya, apa saja yang diinginkan Evan
selalu dituruti, jika Evan ingin melakukan sesuatu,dia tidak bisa melakukannya
sendiri,selalu saja menyuruh orangtuanya sehingga dia tidak bisa belajar untuk
mandiri dan tidak bertanggung jawab.
D. PROGNOSIS
Beberapa
langkah awal yang dilakukan adalah :
1.
Mengatur posisi duduk anak agar tidak berada dekat dengan jendela,
gambar-gambar, atau hal- hal lain yang
dapat mengganggu kosenterasinya.
2.
Memberikan materi dengan pendekatan persuasif. Yaitu pedekatan yang dilakukan
face to face disertai bujukan secara halus pada anak agar mau mengikuti
pelajaran.
3.
Menyingkirkan perlengkapan yang tidak diperlukan dimeja belajar anak, supaya
perhatiannya tidak terpecah.
4.
Menghindarkan penggunaan kalimat-kalimat negatif, sindiran dan kecaman seperti
“dasar malas!”, “tuh berantakan lagi
kan?!” “Pasti deh, gak selesai lagi”.
5.
Tidak memperbolehkan anak membawa makanan ketika datang ke tempat belajar,
karena akan mengganggu belajar anak.
E. TREATMENT
1. Bentuk
treatment yang dapat diberikan :
a. Melalui
bimbingan belajar individual.
b. Melalui
bimbingan belajar kelompok.
c. Melalui
remedial teaching untuk mata pelajaran tertentu.
d. Melalui
bimbingan orang tua di rumah.
e. Pemberian
bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis.
f. Pemberian
bimbingan mengenai cara belajar yang baik secara umum.
g. Pemberian
bimbingan mengenai cara belajar yang baik sesuai dengan karakteristik setiap
mata pelajaran.
2. Penanganan
yang dapat saya lakukan bagi Evan adalah :
a. Jangan
lebih dari 15 menit
Melatih evan dirumah untuk
berkonsentrasi dalam belajar hanya dalam waktu 15 menit. Karena anak usia 4
sampai 5 tahun umumnya lebih menyukai menyelesaikan tugas yang singkat,anak-ana
Tk pada Umumnya hanya akan betah duduk dalam waktu 15 menit saja. Setelah itu
saya mengijinkan evan untuk membongkar kembali apa yang sudah dikerjakaan dan
memulainya dengan berulang-ulang.
Kemudian ketika evan telah mampu duduk
diam selama 15 menit dan asyik mengerjakan tugasnya,maka saya meningkatkan
waktunya secara bertahap,misalnya 5menit dan begitu seterusnya.
b. Dilatih
sambil bermain
Meskipun saya berusaha melatih Evan
untuk berkonsentrasi belajar dan duduk diam dalam waktu 15 menit, saya juga
selingi dengan permainan dan tidak memforsirnya atau membebani evan dengan
pelajaran-pelajaran yang belum menjadi kewajibannya.
c. Sikap
tubuh benar
Saya juga mengajarkandan memberitahu
evan cara duduk yang benar pada saat menulis,agar evan tidak menulis atau
menggambar sambil tiduran dan jalan kesana kemari. Saya pun juga ikut
memperagakan sikap duduk yang baik kepada evan agar evan bisa mencontohnya.
d. Fisik
dan kognitif harus seimbang
Saya pun juga melatih fisik motorik evan
dengan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan konsentrasi,misalnya
meronce,menggambar dan menyususn balok-balok. Saya meminta evan mengerjakan
kegiatan yang saya berikan dan jangan beranjak sebelum ia menyelesaikannya.
Mainan yang mengasah konsentrasi juga menolong anak membedakan
bentuk dan pola-pola serta membangun koordinasi antara mata dan tangannya,
sehingga mereka nantinya siap belajar membaca.
BAB
4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsentrasi
adalah bagaimana anak fokus dalam mengerjakan atau melakukan sesuatu sehingga pekerjaan
itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Kemampuan anak berkonsentrasi
berbeda-beda sesuai dengan usianya. Rentang perhatian anak dalam menerima
informasi melalui aktivitas apapun juga berbeda.
Anak
sulit konsentrasi merupakan sebuah masalah umum yang banyak terjadi pada jutaan
anak di seluruh dunia. Kesulitan konsentrasi artinya bila tidak fokus dalam
memperhatikan suatu hal atau perhatiannya terpecah dan mudah beralih. Jadi,
dalam melakukan suatu pekerjaan, dia tidak bisa menyelesaikannya. Sedikit-sedikit,
perhatiannya sudah berubah dan itu terjadi pada semua hal. Akan tetapi
kesimpulan bahwa seorang anak sulit konsentrasi, baru bisa didapat setelah
dibandingkan dengan anak normal umumnya. Banyak anak yang sangat sulit
menemukan konsentrasi terbaik dalam belajar maupun dalam melakukan sesuatu
pekerjaan.
Gangguan
konsentrasi bukan merupakan penyakit tetapi merupakan gejala penyimpangan
perkembangan anak. Gangguan konsentrasi atau inatensi atau kurangnya pemusatan
perhatian dapat dilihat dari kegaagalan seorang anak dalam memeberikan
perhatian secara utuh terhadap sesuatu, mudah sekali beralih perhatian dari
satu hal ke hal lainnya. Kualitas konsentrasi anak terhadap suatu hal terbagi
menjadi beberapa kategori.
B. Saran
1. Bagi
Guru
Dengan adanya makalah ini
diharapkan guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan mengupayakan berbagai kegiatan yang
mengandung prinsip berkonsentrasi yang baik sehingga dapat mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan. Yaitu dengan sedikit menerapkan prisip-prinsip yang
sudah penulis uraikan diatas.
2. Bagi
Mahasiswa
Kita
sebagai mahasiswa calon guru yang akan terjun langsung dalam pendidikan
hendaknya dapat mempelajari tentang tingkat konsentrasi yang dimiliki oleh anak
dengan berbagai karakteristik yang dimiliki oleh anak tersebut. Dengan
melakukan penerapan konsentrasi secara cermat dan tepat kita sebagai calon guru
sedikitnya akan merasakan suksesnya dalam memberikan pencapaian pembelajaran
yang berkualitas, sehingga dapat menghasilkan generasi yang berkualitas dimasa
yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Candra, Ade. 2006. Gangguan Konsenterasi. http://adecandra.blogspot.com/2006/04/bagaimana-mengatasi-gangguan.html
Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV.
Nieuw Setapak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar