
BIMBINGAN DAN
KONSELING ANAK USIA DINI
LAPORAN OBSERVASI
PENANGANAN ANAK EGOIS
MI’RATULLAILITA
PAUD A PAGI 2012
DOSEN PEMBINA : Rahman, S.pd M.Pd
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa paling penting dalam membentuk kepribadian seorang anak adalah
antara 0 – 5 tahun. Selama masa kanak-kanak itu, dasar-dasar kepribadian di
tanamkan. Anak dilahirkan dengan sejumlah naluri perlu dikembangkan agar dapat
hidup denganbaik dan berguna dalam bermasyarakat, seperti memberi perhatian,
kasih sayang, mengajak bercakap-cakap dan bermain.
Orang tua dan guru berperan penting dalam melarang hal yang tidak patut
di tiru, serta membimbing anak ke arah yang lebih baik. Anak perlu diajarkan
untuk menghargai, menghormati dan bersikap sopan kepada sesama dan orang yang
lebih tua.
Di saat orang tua sibuk dengan pekerjaan anak kurang mendapatkan
perhatian, atau anak terlalu dimanjakan apabila keinginannya tidak dituruti,
anak akan memiliki sifat egois atau mau menang sendiri, dan itu berakibat buruk
apabila tidak segera diatasi sedini mungkin.
B.
Rumusan Masalah
a) Apa
Pengertian Anak Egois ?
b) Apa
saja Ciri-ciri Perilaku Egois ?
c) Apa
penyebab sikap egois pada anak ?
d) Sebut
dan jelaskan karakter orang egois ?
e) Bagaimana
treatment sikap egois pada anak ?
C.
Tujuan
Tujuan observasi untuk anak adalah sebagai sarana pembelajaran dalam
mata kuliah Bimbingan dan Konseling untuk Anak Usia Dini, dan memberikan
penanganan yang sesuai dengan permasalahan yang di bahas.
BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian
Anak Egois
Secara alamiah sifat
egois timbul pada anak usia 2 tahun karena pada usia tersebut mereka mempunyai
karakter egosentris. Mereka melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya dan
belum mampu melihat dari kaca mata orang lain. Sehingga seringkali jika mereka
menginginkan sesuatu hal, harus dipenuhi saat itu juga. Mereka tidak
memperdulikan apakah keinginannya merugikan orang lain atau tidak. Mereka juga
tidak peduli jika orang lain menangis akibat perbuatannya mengambil secara
paksa dari orang lain. Yang penting apa yang dia inginkan dan apa yang dia suka
diperolehnya. Bahkan untuk memuluskan keinginannya, kadang dia mengeluarkan
senjata ampuh dengan menangis, berteriak bahkan berguling- guling di lantai.
Namun sebaliknya, jika dia mempunyai sesuatu ataupun kesenangan, maka dia
enggan berbagi. Dia ingin menikmati sendiri barang yang dimilikinya. Bahkan
milik orang lain pun kadang diakui sebagai miliknya jika dia menginginkannya.
Dia tidak ingin orang lain mengganggu kesenangannya. Anak egois maunya menang
sendiri.
1.
Michele Borba, Ed.D., dalam bukunya Don’t
Give Me that Attitude!: 24 Selfish, Rude Behaviors and How to Stop Them
menjelaskan bahwa anak-anak yang selfish alias egois adalah anak-anak yang
tidak senang menjadi bagian dari sekitarnya. Mereka selalu menginginkan segala
sesuatu sesuai dengan cara mereka, meletakkan kebutuhan dan urusan mereka di
atas yang lainnya, dan jarang sekali mempertimbangkan perasaan orang lain.
Itulah sebabnya, mereka berusaha membuat orangtuanya percaya bahwa perasaan
mereka lebih penting dibandingkan perasaan dan kebutuhan orang lain. Sudah
tentu anak egois ini perlu disadarkan dan diperbaiki sikapnya. Anak perlu
diingatkan bahwa di samping dirinya, ada juga anak-anak lain yang sama-sama
kita cintai. Ia perlu didorong agar mengembangkan sikap-sikap baik seperti
tidak mementingkan diri sendiri, pemurah, dan penuh perhatian.
2.
Menurut Heribertus Gunawan, anak yang egois hanya
peduli dengan dirinya sendiri, hanya berfokus pada kesejahteraan dirinya
sendiri tanpa peduli orang lain. Anak usia prasekolah umumnya masih egosentris
karena dunianya masih terpusat pada dirinya sendiri, karena merasa dirinya dan
dunia sekitarnya adalah satu.
3.
Dra. Risa Kolopaking, psikolog dari RSIA
Hermina Bekasi menjelaskan bahwa anak balita dikatakan memiliki sikap egois
yang tinggi karena setiap kegiatan yang dilakukan masih terpusat pada dirinya
sendiri. Sifat individunya masih sangat dominan. Ini terlihat dari cara dia
yang selalu mendahulukan dirinya. Begitu juga kalau ingin sesuatu dan tak
dituruti, anak akan menangis. Itu yang membuatnya disebut egois. Padahal, anak
sendiri sebenarnya masih belum paham, perbuatannya disukai atau tidak oleh
orang lain.
B. Ciri-ciri Perilaku Egois
Pada anak usia
prasekolah perilaku egois bila sekali-sekali muncul masih dapat dikatakan
wajar, tetapi bila dilakukan dalam frekuensi dan intensitas yang tinggi
digolongkan pada perilaku bermasalah. Ciri-ciri perilaku egois yang melebihi
batas normal/bermasalah diantaranya adalah sebagai berikut :
• Anak kurang mampu mengontrol diri/emosi, cenderung agresif;
• Harga diri dan empati kurang berkembang;
• Memiliki sikap penuntut;
• Kualitas hubungan sosialnya buruk, sulit menjalin relasi dengan
anak lain;
• Memandang orang lain secara negatif;
• Sering merebut mainan / barang yang dipegang oleh temannya;
• Enggan untuk berbagi kesenangan, mainan, atau makanan dengan
orang lain;
• Suka merajuk atau menangis / merengek-rengek jika keinginannya
tidak segera dituruti.
C. Penyebab Sikap Egois
Pada Anak
Penyebab perilaku egois
biasanya karena perlakuan dan pola asuh orang tua/pengasuh yang tidak tepat
(misalnya kasih sayang orang tua yang berlebihan atau kurang, sikap orang tua
yang permisif, tidak menanamkan disiplin, moral dan tanggung jawab yang
diperlukan anak sebagai pengarah dalam berperilaku). Sifat egois bukanlah sifat
bawaan atau keturunan, tapi masalah pembiasaan. Perkembangan sosial seorang
anak dipengaruhi oleh lingkungannya, baik dari orang tua maupun orang-orang di
sekitarnya. Berikut beberapa faktor mengapa anak bersifat egois :
• Perhatian yang berlebihan.
Pemujaan kepada anak secara berlebihan membuat orang tua
memanjakan anak dengan cara memenuhi segala keinginannya. Sehingga anak
terbiasa mendapatkan apapun tanpa usaha dan perjuangan terlebih dahulu. Anak
juga tidak terbiasa mengembangkan rasa toleransi dan sabar kepada orang lain.
Anak tidak diajari untuk menunda kepuasan atau mendapatkan sesuatu sebagai
hadiah dari usaha yang keras. Kemudahan mendapatkan sesuatu tanpa perlu usaha
membuat anak mengambil kesimpulan bahwa ia bisa mendapatkan apapun yang dia
inginkan dengan mudah saat itu juga.
• Perlindungan yang berlebihan.
Dalam menunjukkan rasa sayang kepada anak, seringkali orang tua memberi
perlindungan yang berlebih dari berbagai macam kegagalan dan kesalahan. Rasa
kekhawatiran yang mendalam juga membuat orangtua menghindarkan anak mereka dari
pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya bisa dilakukan anak seusianya. Karena
khawatir baju anak kotor, orang tua menyuruh pembantu untuk selalu menyuapi
makan. Karena khawatir diganggu teman di taman, orang tua menyuruh pengasuh
untuk selalu berada di dekat sang anak dan siap melayani. Maka anak akan
terbiasa menyuruh-nyuruh orang seperti yang telah dicontohkan orang tuanya,
bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana yang sebenarnya bisa dia lakukan.
• Anak yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan khusus (misalnya anak
yang sering sakit-sakitan), sering kali mendapatkan perhatian khusus. Jika
tidak hati-hati anak seperti ini bisa tumbuh menjadi anak yang egois, karena
dia menganggap semua harus dipusatkan pada dia. Itulah sebabnya salah satu ciri
juga anak-anak yang egois adalah dia menganggap diri sebagai kasus khusus,
artinya keinginannya harus didahulukan sebab dia merupakan kasus perkecualian.
D. Karakteristik Orang
Egois
- Keras kepala
Orang yang egois biasanya mau menang sendiri
dan tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Karena bagi dia, hanya
pendapatnya yang paling benar dan harus diikuti sama orang lain. Terkadang
saking keras kepalanya, meskipun sudah terbukti pendapatnya salah, orang egoisn
tetap tidak mau mengakuinya.
- Mudah Emosi
Orang yang punya sifat egois mudah sekali
naik darah, terutama saat keinginannya tidak bisa tercapai. Bahkan orang egois
bisa marah besar hanya gara-gara hal sepele seperti tidak diperhatikan saat dia
lagi bicara atau melakukan sesuatu.
- Pemberontak
Umumnya orang yang memiliki sifat egois itu
susah sekali diatur sama orang lain. Dan saat punya kemauan yang besar, dia
tidak akan segan-segan untuk melanggar semua peraturan yang ada demi mencapai
tujuannya.
- Haus Perhatian
Sebagai orang yang over self centered,
orang egois pasti ingin selalu diperhatikan sama otrang lain. Dan
dia tidak cukup puas dengan perhatian yang biasa-biasa saja, dia ingin setiap
saat semua orang hanya fokus melihat ke arah dirinya saja.Intinya orang yang
egois adalah orang yang selalu mementingkan dirinya sendiri, selalu ingin
dinomersatukan dan menganggap dirinya yang paling berharga. Tipe orang yang
kelihatannya tidak peduli sama perasaan orang lain, asalkan keinginanya bisa
terpenuhi. Makanya tudak heran kalau terkadang orang egois terlihat seperti
kurang ”manusiawi” dalam memperlakukan orang lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Analisis
1.
Data Anak
Nama
:
Nadra Shafiya
Jenis
Kelamin : Perempuan
Tempat/tgl
lahir : Tenggarong, 14 Oktober
2010
Anak
ke : 1
Agama : Islam
Hobi : Menari
Minat : Mewarnai
Nama
Sekolah : Playgroup Griya
Imoet
Masuk
Sekolah Sejak : Umur 2 Tahun
Alamat
Rumah : Jl. Loa Ipuh
2.
Data Orangtua
Nama
Ayah
: Fafinda Ferlianur
Tempat/tgl
lahir : Tenggarong,
Agama : Islam
Pekerjaan
: Pegawai
Alamat
Rumah : Jl. Loa Ipuh
Pendidikan
: SMA
Nama
Ibu : Nita Ayutri
Tempat/tgl
lahir : Tenggarong, 08 April
1990
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat
Rumah : Jl. Loa Ipuh
Pendidikan
: Sarjana
Nadra Shafiya biasa di panggil Rara adalah
anak yang mudah bergaul dengan teman sebayanya. Dia juga termasuk anak yang
periang, suka bermain, menari, mewarnai gambar dan mendengarkan cerita. Di usia
Rara yang menginjak 3 tahun ini, Rara sudah bisa menyebutkan angka 1-10 dalam
bahasa Inggris walaupun pengucapannya masih belum terlalu jelas.
B.
Sintesis
Dari tahap analisis ini dapat disimpulkan bahwa Rara mengalami masalah
dalam perilaku terhadap diri sendiri dan orang lain. Rara terkadang sulit untuk
diberi tau, sulit berbagi mainan dan kadang merebut mainan milik sepupunya.
Berikut
adalah kelebihan dan kekurangan Rara
Kelebihan :
Ø Mudah
bergaul
Ø Cepat
paham dengan pelajaran di sekolah
Ø Pandai
bercakap-cakap
Kekurangan :
Ø Sulit
mengalah
Ø Egois
Ø Suka
merebut barang milik sepupu
C.
Diagnosis
Untuk tahap ini telah
ditemukan penyebab masalah sifat egois pada Rara.
Rara
memiliki sikap egois karena pola asuh orangtua nya yang kadang terlalu
memanjakan, menuruti dan memberikan apa yang diinginkan Rara. Apabila
keinginannya belum terpenuhi, dia akan merengek dan terus meminta.
D.
Prognosis
Langkah awal yang dapat dilakukan dalam
penanganan kasus Rara adalah dengan cara berdiskusi dengan orangtua Rara. Untuk
mendapatkan informasi mengenai segala sesuatu yang bersangkutan dengan Rara,
setelah itu mulai melakukan pendekatan dengan Rara. Sebaiknya orangtua Rara
juga harus mengubah pola asuh dengan cara mempertegas dalam menghadapi sikap
Rara, agar dia tidak menjadi anak yang
manja dan tidak memaksakan untuk menuruti semua kemauan Rara, sehingga Rara
menjadi anak yang mandiri.
E.
Treatment
Penanganan yang akan dilakukan dalam kasus
Rara adalah :
·
Pertama-tama mendekati Rara agar
mendapatkan perhatian dari Rara
·
Membimbing Rara untuk memberikan
pengertian agar memperbaiki sikap egoisnya
·
Menjelaskan pada Rara bahwa sikap egois
kurang baik, karena itu berdampak negatif bagi Rara.
·
Mengajarkan dan mencontohkan kepada Rara
bahwa bila dia tetap bersikap egois, tidak akan ada manfaatnya. Sebaliknya,
jika Rara bersikap mau berbagi barang, dan tidak merebut milik orang lain, dia
akan disenangi teman dan orang di lingkungan sekitar.
·
Memberikan pujian apabila Rara mulai
menuruti nasehat yang telah diberikan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku egois atau egosentris terkadang
muncul pada anak-anak dan masih dapat dikatakan hal yang wajar, tetapi bila
diabaikan perilaku tersebut anak terbawa sampai dewasa nanti, untuk itu harus
dilakukan bimbingan dan penanganan dalam menghadapi sikap egois ini.
Penyebab perilaku egois biasanya di
karenakan pola asuh orangtua yang kurang tepat, seperti terlalu memanjakan,
memaksakan dan menuruti keinginan anaknya. Hal itu berdampak buruk bagi anak,
karena anak itu merasa mudah mendapatkan sesuatu yang diinginkannya tanpa ada
usaha yang bermakna. Perilaku egois ini juga dapat merugikan diri anak itu
sendiri dan orang lain
Penanganan yang diperlukan bagi anak yang
mau menang sendiri atau egois adalah mengajar dan melatih perilaku baik yang
diinginkan. Pemberian kasih sayang, pujian yang tidak berlebihan dan orangtua
sebaiknya bersikap tegas pada anak agar tidak manja dan menjadi anak yang
mandiri.
B.
Saran
Dalam menangani sikap egois pada anak,
sebaiknya kita bersikap sabar dalam menghadapi anak tersebut, memberikan
teladan yang baik, dan memberi penguatan untuk merubah perilaku anak agar lebih
baik.
DAFTAR
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar